Sabtu, 24 Desember 2011

KEUTAMAAN TAUHID

Tauhid adalah tujuan diciptakannya alam semesta. Tauhid adalah ajaran keselamatan yang dibawa oleh para nabi. Tak seorang nabi pun melainkan menyeru umatnya kepada tauhid.
Tauhid merupakan kewajiban pertama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepada umat manusia, dan sebaliknya larangan pertama yang Allah larang kepada mereka adalah syirik. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Hai manusia beribadahlah kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan Dia yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan sebab itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah : 21-22)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82).
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia mengatakan: “Ketika ayat ini turun, hal itu cukup memberatkan kaum muslimin. Mereka mengatakan, ‘Adakah di antara kita yang tidak berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri?’ Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Bukan demikian yang dimaksud, tetapi maksudnya adalah syirik. Tidakkah kalian mendengar ucapan Luqman kepada putranya, “Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah kezhaliman yang besar.” (Muttafaq ‘alaih).
Ayat ini memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang bertauhid yang tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kemusyrikan, bahkan mereka justru menjauhinya, maka mereka mendapatkan rasa aman yang sempurna dari adzab Allah di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk di dunia.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
Iman itu ada lebih dari 60 cabang: yang tertinggi ialah pernyataan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari tengah jalan.” (HR. Muslim).
Disebutkan dalam buku Dalilul Muslim fil I`tiqad wat Tathhir karya Fadhilatusy Syaikh Abdullah al-Khayyath sebagai berikut di bawah judul: Tauhid Menyebabkan Kebahagiaan dan Menghapuskan dosa-dosa:
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, seseorang terkadang kakinya tergelincir dan jatuh dalam kemaksiatan. Jika ia termasuk ahli tauhid yang murni dari segala noda syirik, maka tauhidnya dan keikhlasannya dalam menyatakan la ilaha illallah akan menjadi faktor terbesar untuk kebahagiaannya, menghapuskan dosa-dosanya dan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam:
Barangsiapa bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagiNya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya; serta bahwa Isa adalah hamba Allah, utusanNya, kalimatNya yang sampaikan kepada Maryam dan ruh dariNya, surga itu hak, dan neraka itu hak, maka Allah memasukkannya ke dalam surga atas amal yang telah dilakukannya.
Yakni sejumlah persaksian ini, yang dipersaksikan oleh setiap muslim lewat prinsip-prinsip ini, menyebabkan dirinya masuk ke dalam surga, negeri kenikmatan, meskipun pada sebagian amalnya terdapat kesalahan dan kelalaian. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Wahai anak Adam, sekiranya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa hampir sepenuh bumi, kemudian kamu berjumpa kepadaKu dengan tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya aku mem­berikan ampunan kepadamu hampir sepenuh bumi pula.” (Hasan, riwayat at-Tirmidzi dan adh-Dhiya’).
Artinya, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa dan kemaksiatan hampir sepenuh bumi, asal kamu mati dalam keadaan bertauhid, niscaya Aku mengampuni dosa-dosamu.
Disebutkan dalam hadits:
Barangsiapa yang berjumpa Allah dengan tanpa mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun, niscaya ia masuk surga. Dan barangsiapa yang berjumpa Allah dengan mempersekutukannya pada sesuatu pun, niscaya ia masuk neraka.” (HR. Muslim).
Semua hadits ini memperjelas keutamaan tauhid, dan bahwa tauhid adalah faktor terbesar kebahagiaan seorang hamba, serta sarana terbesar untuk menghapuskan dosa-dosanya dan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Tauhid merupakan tugas dan tanggung jawab setiap individu muslim selama hayat di kandung badan. Dia mengawali hidupnya dengan tauhid, dan meninggalkan alam dunia ini juga harus dengan tauhid. Demikian pula kewajibannya seumur hidup adalah menegakkan nilai-nilai tauhid, mendakwahkannya. Dan hanya tauhidlah yang bisa menyatukan kaum muslimin.
Tauhid akan membebaskan manusia dari peribadahan kepada selain Allah. Karena segala sesuatu selain Allah tidak menciptakan ataupun menguasai kemanfaatan dan kemudharatan. Sehingga ia tidak layak untuk diibadahi. Maka dengan tauhid seorang manusia akan hanya tunduk beribadah kepada Rabb yang menciptakan dirinya.
Tauhid akan membentuk kepribadian yang unggul dan diperhitungkan. Karena dengan tauhid maka seorang manusia hanya memiliki satu sesembahan yang menjadi tujuan ibadah dan ketundukannya, baik ketika bersendirian ataupun bersama keramaian. Dia akan senantiasa berdoa kepada Allah di waktu lapang ataupun di waktu sempit. Berbeda dengan kondisi hati kaum musyrikin yang tercerai-berai demi mengabdi kepada sesembahan-sesembahan mereka. Hati mereka berserakan sebagaimana sesembahan mereka beraneka ragam. Seorang mukmin akan bisa merasakan ketenangan dan keteguhan karena hanya mengabdi kepada satu sesembahan yang benar. Adapun orang-orang musyrik, mereka harus menyeret hatinya kesana kemari menuruti kemauan sesembahan mereka yang beraneka ragam.
Tauhid merupakan sumber keamanan bagi umat manusia. Karena orang yang bertauhid hanya akan merasa takut kepada siksaan Allah, sehingga dia tidak akan merasa takut kepada selain Allah. Dia tidak dicekam oleh rasa takut gara-gara masalah rezeki, keselamatan jiwa, ataupun sanak familinya. Adapun seorang muwahhid hanya menyimpan rasa takut kepada Allah. Sehingga dialah orang yang bisa merasa aman ketika orang lain dicekam oleh ketakutan.
Tauhid merupakan sumber kekuatan diri. Karena dengan tauhid akan melahirkan kekuatan pada diri manusia yang muncul karena rasa harapnya kepada Allah, tawakal kepada-Nya, ridha dengan takdir-Nya dan sabar dalam menghadapi musibah yang menimpanya, serta tidak bergantung kepada makhluk-Nya. Maka seorang muwahhid memiliki hati yang kokoh laksana gunung. Kalau musibah menimpa dirinya maka dia meminta kepada Allah untuk menyingkapkan darinya. Sehingga tidaklah ia meminta kepada orang-orang yang sudah mati.
Tauhid merupakan asas persaudaraan yang hakiki dan persamaan. Karena ajaran tauhid tidak mengizinkan bagi siapapun untuk mengangkat sebagian makhluk untuk menjadi sesembahan tandingan selain-Nya. Maka uluhiyah adalah hak Allah semata dan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh manusia untuk tunduk beribadah hanya kepada-Nya. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan dan panutan bagi segenap umat manusia dalam menjalankan kewajiban yang agung ini.
Wallahu a’lam bish-shawab.

HIKMAH DARI KEMATIAN

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

KEMAMPUAN MEMAHAMI AYAT AYAT ALLAH



Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nahl, 27:93)
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.
Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an melindungi orang yang membacanya dari "kemalangan dan kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.
Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak manusia berpikir dan merenung.
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.
Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan dalam perancangannya.
Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.
Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah…Dengan demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia dan akhirat).
Buku ini tidak akan pernah mampu memuat keseluruhan ayat-ayat Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga buku karya yang lain. Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.
Tidak diragukan, sejumlah petunjuk mungkin akan membantu. Pertama-tama, seseorang dapat mempelajari subyek-subyek tertentu yang ditekankan dalam Al-Qur'an dalam rangka memperoleh mentalitas berpikir yang memungkinkannya untuk dapat merasakan seluruh alam semesta sebagai penjelmaan dari segala sesuatu ciptaan Allah.
Buku ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang kita diperintahkan agar merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10-17:
10) Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
11) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),
13) dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
14) Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
15) Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
16) dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
17) Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam" belaka.
190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Aali 'Imraan, 3:191)
Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut, orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.
Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah…


DITERJEMAHKAN DARI "FOR MEN OF UNDERSTANDING"
BY HARUN YAHYA, TA-HA PUBLISHER, UK, 1999

STRESS DAN DEPRESI, DAMPAK LALAI DARI KETAATAN KEPADA ALLAH

"Dan  barangsiapa  berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari  kiamat  dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. " (QS. Al An'aam, 6:125)
Keengganan orang-orang yang jauh dari agama untuk taat kepada Allah menyebabkan mereka terus-menerus menderita perasaan tidak nyaman, khawatir dan stres. Akibatnya, mereka terkena berbagai ragam penyakit kejiwaan yang mewujud pada keadaan raga mereka. Tubuh mereka lebih cepat mengalami kerusakan, dan mereka mengalami penuaan yang cepat dan melemah.
Sebaliknya, karena orang-orang beriman sehat secara kejiwaan, mereka tidak terkena stres, atau berkecil hati, dan jasmani mereka senantiasa prima dan sehat. Pengaruh baik akibat ketundukan mereka kepada Allah, tawakal mereka kepada-Nya dan kepribadian kokoh mereka, kemampuan melihat kebaikan dalam segala hal, dan ridha dengan apa yang terjadi sembari berharap akan janji-Nya, tercermin dalam penampilan raga mereka. Hal ini tentu saja dialami oleh mereka yang menjalani hidupnya sesuai ajaran Al Qur'an, dan yang benar-benar memahami agama. Tentu saja mereka pun dapat menderita sakit dan pada akhirnya mengalami penuaan, namun proses alamiah ini tidak disertai dengan kerusakan pada sisi kejiwaan sebagaimana yang dialami oleh selainnya.
Stres dan depresi, yang dianggap sebagai penyakit zaman kita, tidak hanya berbahaya secara kejiwaan, tapi juga mewujud dalam berbagai kerusakan tubuh. Gangguan umum yang terkait dengan stres dan depresi adalah beberapa bentuk penyakit kejiwaan, ketergantungan pada obat terlarang, gangguan tidur, gangguan pada kulit, perut dan tekanan darah, pilek, migrain [sakit kepala berdenyut yang terjadi pada salah satu sisi kepala dan umumnya disertai mual dan gangguan penglihatan] , sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung, dan pembengkakan otak. Tentu saja stres dan depresi bukanlah satu-satunya penyebab semua ini, namun secara ilmiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan-gangguan kesehatan semacam itu biasanya bersifat kejiwaan.
Stres, yang menimpa begitu banyak orang, adalah suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang menderita stres, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan tanda bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin dalam aliran darah meningkat; penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik tertinggi; gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah; tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah bagi tubuh.
Oleh karena stres yang parah, khususnya, mengubah fungsi-fungsi normal tubuh, hal ini dapat berakibat sangat buruk. Akibat stres, kadar adrenalin dan kortisol di dalam tubuh meningkat di atas batas normal. Peningkatan kadar kortisol dalam rentang waktu lama berujung pada kemunculan dini gangguan-gangguan seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan, penyakit pernapasan, eksim dan psoriasis [ sejenis penyakit kulit yang ditandai oleh pembentukan bintik-bintik atau daerah berwarna kemerahan pada kulit, yang tertutupi oleh lapisan tanduk berwarna perak] . Kadar kortisol yang tinggi dapat berdampak pada terbunuhnya sel-sel otak. Sejumlah gangguan akibat stres digambarkan dalam sebuah sumber sebagaimana berikut:
Terdapat kaitan penting antara stres dan tegang [penegangan], serta rasa sakit yang ditimbulkannya. Penegangan yang diakibatkan stres berdampak pada penyempitan pembuluh darah nadi, gangguan pada aliran darah ke daerah-daerah tertentu di kepala dan penurunan jumlah darah yang mengalir ke daerah tersebut. Jika suatu jaringan mengalami kekurangan darah hal ini akan langsung berakibat pada rasa sakit, sebab suatu jaringan yang di satu sisi mengalami penegangan mungkin sedang membutuhkan darah dalam jumlah banyak dan di sisi lain telah mendapatkan pasokan darah dalam jumlah yang kurang akan merangsang ujung-ujung saraf penerima rasa sakit. Di saat yang sama zat-zat seperti adrenalin dan norepinefrin, yang mempengaruhi sistem saraf selama stres berlangsung, juga dikeluarkan. Hal ini secara langsung atau tidak langsung meningkatkan dan mempercepat penegangan otot. Demikianlah, rasa sakit berakibat pada penegangan, penegangan pada kecemasan, dan kecemasan memperparah rasa sakit.
Akan tetapi, salah satu dampak paling merusak dari stres adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidak sabar, dengki, suka memusuhi dan mudah tersinggung memiliki peluang terkena serangan jantung jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut.
Alasannya adalah bahwa rangsangan berlebihan pada sistem saraf simpatetik [yakni sistem saraf yang mengatur percepatan denyut jantung, perluasan bronkia, penghambatan otot-otot halus sistem pencernaan makanan, dsb.], yang dimulai oleh hipotalamus, juga mengakibatkan pengeluaran insulin yang berlebihan, sehingga menyebabkan penimbunan kadar insulin dalam darah. Ini adalah permasalahan yang teramat penting. Sebab, tak satu pun keadaan yang berujung pada penyakit jantung koroner memainkan peran yang sedemikian paling penting dan sedemikian berbahaya sebagaimana kelebihan insulin dalam darah.
Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semakin parah tingkat stres, maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dalam darah. Menurut sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Linda Naylor, pimpinan perusahaan alih teknologi Universitas Oxford, pengaruh negatif berbagai tingkatan stres pada sistem kekebalan tubuh kini dapat diukur.
Terdapat kaitan erat antara stres dan sistem kekebalan tubuh. Stres kejiwaan memiliki dampak penting pada sistem kekebalan dan berujung pada kerusakannya. Saat dilanda stres, otak meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang melemahkan sistem kekebalan. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan langsung antara otak, sistem kekebalan tubuh dan hormon. Para pakar di bidang ini menyatakan:
Pengkajian terhadap stres kejiwaan atau stres raga telah mengungkap bahwa selama stres berat berlangsung terjadi penurunan pada daya kekebalan yang berkaitan dengan keseimbangan hormonal. Diketahui bahwa kemunculan dan kemampuan bertahan dari banyak penyakit termasuk kanker terkait dengan stres.
Singkatnya , stres merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh. Para ahli menggolongkan dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia dalam sejumlah kelompok utama sebagaimana berikut:
- Cemas dan Panik: Suatu perasaan yang menyebabkan peristiwa tidak terkendali.
- Mengeluarkan keringat yang semakin lama semakin banyak
- Perubahan suara: Berbicara secara gagap dan gugup
- Aktif yang berlebihan: Pengeluaran energi yang tiba-tiba, pengendalian diabetik yang lemah
- Kesulitan tidur: Mimpi buruk
- Penyakit kulit: Bercak, bintik-bintik, jerawat, demam, eksim dan psoriasis .
- Gangguan saluran pencernaan: Salah cerna, mual, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan
- Penegangan otot: gigi yang bergesekan atau terkunci, rasa sakit sedikit tapi terus-menerus pada rahang, punggung, leher dan pundak
- Infeksi berintensitas rendah: pilek, dsb.
- Migrain
- Denyut jantung dengan kecepatan yang tidak wajar, rasa sakit pada dada, tekanan darah tinggi
- Ketidakseimbangan ginjal, menahan air
- Gangguan pernapasan, pendek napas
- Alergi
- Sakit pada persendian
- Mulut dan tenggorokan kering
- Serangan jantung
- Melemahnya sistem kekebalan
- Pengecilan di bagian otak
- Perasaan bersalah dan hilangnya percaya diri
- Bingung, ketidakmampuan menganalisa secara benar, kemampuan berpikir yang rendah, daya ingat yang lemah
- Rasa putus asa yang besar, meyakini bahwa segalanya berlangsung buruk
- Kesulitan melakukan gerak atau diam, memukul-mukul dengan irama tetap
- Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau kesulitan melakukannya
- Mudah tersinggung dan sangat peka
- Bersikap yang tidak sesuai dengan akal sehat
- Perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan
- Kehilangan atau peningkatan nafsu
Kenyataan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai ajaran agama mengalami "stres" dinyatakan oleh Allah dalam Al Qur'an :
"Dan  barangsiapa  berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari  kiamat  dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)
Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa
" … hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja…" (QS. At Taubah, 9:118)
Kehidupan yang "gelap dan sempit" ini, atau stres, nama yang diberikan di masa kini, adalah akibat ketidakmampuan orang-orang tak beriman untuk menaati nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama. Kini, para dokter menyatakan bahwa jiwa yang tenang, damai dan penuh percaya diri sangatlah penting dalam melindungi pengaruh stres. Kepribadian yang tenang dan damai hanya dimungkinkan dengan menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an . Sungguh, telah dinyatakan dalam banyak Al Qur'an bahwa Allah akan memberikan "ketenangan" dalam diri orang-orang beriman. (Al Qur'an , 2:248, 9:26, 40, 48:4, 18) Janji Tuhan kita terhadap orang-orang beriman telah dinyatakan sebagaimana berikut:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS, An Nahl, 16: 97)

PENGABDIAN YANG SEMPURNA

KARENA TERLAMBAT MENGHADAP MAKA ENGKAU TERLEWATKAN

لَا تَسْتَبْطِئْ مِنْهُ النَّوَالَ وَلَكِنِ اسْتَبْطِئْ مِنْ نَفْسِكَ وُجُوْدَ الْإِقْبَالِ

Jangan engkau merasa karunia Allah terlambat datang kepadamu, akan tetapi hendaklah engkau merasa terlambat menghadap kepada-Nya.
Meskipun pelaksanaan ibadah terkadang dijadikan wahana oleh orang beriman untuk melahirkan rasa syukur atas segala karunia, tidak hanya dijadikan alat untuk menuntut dan meminta saja, namun demikian, jika ada seorang hamba yang beribadah dan di dalamnya juga berharap mendapatkan tambahan rahmat dan karunia dari Allah SWT., hal tersebut tidak berarti tercela, tetapi bahkan termasuk bagian ruh ibadah pula. Sebab, seorang hamba yang baik adalah yang merasa fakir kepada Tuhannya. Allah menyatakan hal itu dengan firmanNya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”. (QS.Fathir(35)15)
Seorang  hamba beribadah kepada Allah Taala, baik dengan melaksanakan sholat maupun berdzikir, dengan itu dia boleh sekaligus berdo’a dan berharap mendapatkan rizki dariNya, namun seharusnya yang diharapkan itu bukan hanya rizki duniawi saja, tetapi juga rizki yang mampu menjadi sarana untuk meningkatkan ibadah. Mengapa demikian ??, karena rizki duniawi tersebut sesungguhnya sudah disiapkan Allah bagi setiap makhlukNya tanpa kecuali, meskipun cara mendapatkannya harus dengan usaha dan bersungguh-sungguh. Manusia boleh berusaha untuk mendapatkan rizkinya, namun tanpa kehendak dan kemudahan dariNya, usaha tersebut tidak mungkin dapat membuahkan hasil.
Sesuai hikmah penciptaannya, manusia harus mengabdi. Oleh karena itu, sepanjang hidupnya manusia harus melakukan pengabdian hakiki kepada Allah SWT., Dzat yang mencipta-kannya. Berarti, setiap detak jantung dan nafas yang ditarik dan dihembuskan didalamnya harus diisi dengan nilai pengabdian hakiki, namun itu tidak dalam arti harus melaksanakan sholat dan dzikir secara terus-menerus.
Mengabdi kepada Allah bisa dilakukan dengan cara apa saja dan dimana saja. Orang mencari rizki, baik dengan berdagang di pasar maupun bekerja di kantor, apabila niatnya untuk mencari sarana pengabdian, maka usaha itu termasuk bagian dari pengabdian pula. Namun itu dengan syarat, manakala di dalam usaha itu tidak dicampuri perbuatan maksiat kepada Allah dan rasulNya. Himah penciptaan manusia itu dinyatakan Allah dengan firmanNya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan  Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Adz-Dzariaat(51)56-58)
Dalam pengabdian yang harus dilakukan oleh manusia, bukan berarti Allah membutuhkan rizki dari manusia tetapi sebaliknya. Dengan pengabdian itu Allah yang Mempunyai kekuatan yang Kokoh akan memberi rizki yang baik kepada manusia, bahkan akan memberikan kehidupan yang baik dan pahala besar bagi orang beriman dan beramal sholeh baik laki-laki maupun perempuan. Allah menyatakan dengan firmanNya:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS.an-Nahl(16)97)
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.(QS.Thoha(20)132)
Secara khusus ayat ini ditujukan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. namun secara umum ditujukan untuk umatnya. Firman Allah di atas: لا نسألك رزقا نحن نرزقك yang artinya: “Kami(Allah) tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu”. Maksud ayat, apabila engkau mengerjakan sholat maka rizki akan didatangkan kepadamu dari arah yang tidak engkau kira-kira, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”.(QS.ath-Tholak(65)2-3)
Dalam sabdanya yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah ra. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW. bersabda:
” يقول الله تعالى يا ابن آدم تفرغ لعبادتي أملأ صدرك غنى وأسد فقرك وإن لم تفعل ملأت صدرك شغلا ولم أسد فقرك “
“Allah berfirman(hadits qudsi): Hai anak Adam, tunaikanlah kuwajibanmu mengabdi kepadaKu, niscaya dadamu akan dipenuhi dengan rasa kecukupan dan kebutuhannmu tercukupi. Jika tidak engkau lakukan itu, maka  dadamu akan dipenuhi dengan kesibukan dan kebutuhanmu tidak tercukupi”.
Diriwayatkan lagi dari Zaid bin Tsabit berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
من كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره وجعل فقره بين عينيه ولم يأته من الدنيا إلا ما كتب له ومن كانت الآخرة نيته جمع له أمره وجعل غناه في قلبه وأتته الدنيا وهي راغمة “
“Barangsiapa cita-citanya hanya sebatas kehidupan di dunia, maka Allah akan memisah-misahkan urusannya dan dijadikan kebutuhan hidupnya selalu terbayang di pelupuk matanya, dan tidak didatangkan bagian dunia kecuali yang sudah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa cita-cita hidupnya kehidupan akhirat, maka Allah akan mengumpulkan segala urusannya dan dijadikan hatinya selalu merasa cukup dan didatangkan dunia dalam keadaan mencari kepada dirinya”.(Dari Tafsir Ibnu Katsir. QS.Thoha/132)
Firman Allah SWT. dan sabda Nabi SAW. di atas adalah janji-janji Allah yang tidak akan teringkari untuk selama-lamanya. Merupakan hukum sebab akibat yang sudah ditetapkan sejak zaman azali. Barangsiapa mampu membangun sebab dengan sempurna maka akibatnya akan didatangkan dengan sempurna pula. Maksudnya, orang yang mampu melaksanakan pengabdian kepada Allah dengan sempurna, mereka akan mendapatkan kehidupan secara sempurna pula. Dalam arti rongga dadanya akan dipenuhi kelapangan dan kebutuhan hidupnya akan tercukupi.
PENGABDIAN YANG SEMPURNA.
Seseorang mampu mengabdian kepada orang lain dengan sempurna misalnya, hal itu bergantung bagaimana kuatnya cinta orang tersebut kepada yang dicintai. Pengabdian yang sempurna itu bisa dilakukan apabila dia tidak mengharapkan sesuatu dari orang tersebut kecuali cinta dan ridhonya. Maka, seorang hamba yang baik adalah orang yang tidak mempunyai keinginan dari Tuhannya, kecuali ridhoNya. Tujuan ibadah yang lain, meskipun itu surga, oleh karena dia tidak mempunyai keinginan maka dia tidak ingin milikannya. Dia mengabdi bukan karena mengharapkan balasan, tetapi semata-mata dorongan rasa cinta yang mendalam.
Orang yang dalam hatinya terdapat rasa pemilikan, seperti kepada harta benda, keluarga dan kehormatan, terlebih apabila pemilikan itu dicintai, meskipun kelihatannya dia melaksana-kan ibadah kepada Allah SWT. tiada henti, sesungguhnya  ujung-ujungnya pasti akan tertuju kepada sesuatu yang ingin dimiliki tersebut. Mereka beribadah semata-mata supaya segala pemilikannya langgeng. Mereka hanya berharap mendapatkan kebahagiaan yang abadi baik di dunia maupun  di surga nanti. Orang yang seperti itu, meskipun dia telah mampu melaksanakan kewajiban agamanya secara sempurna, yang pasti dia tidak dapat melaksana-kan pengabdian kepada Tuhannya secara sempurna. Hal itu disebabkan, karena sesungguhnya orang tersebut bukan hamba Allah tetapi hamba pemilikannya sendiri, bahkan termasuk orang yang berlebih-lebihan atau fasik. Allah SWT. menyatakan hal tersebut dengan firmanNya:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.(QS.at-Taubah(9)24)
Bagi orang yang mencintai, pasti dia ingin mengabdi kepada orang yang dicintai. Oleh karena itu, apabila orang yang mencintai itu harus meminta kepada orang yang dicintai, maka dia akan meminta sesuatu yang dapat digunakan untuk mengabdi. Jadi hakekat pengabdian kepada Allah itu terkait erat dengan rasa pemilikan dalam hati seorang hamba terhadap harta benda yang sudah didapatkan. Selama rasa pemilikan itu ada, berarti tidak mungkin seorang hamba dapat melaksanakan pengabdian hakiki kepada Tuhannya, bahkan sebaliknya, dia pasti akan mengabdi kepada harta benda yang dicintai itu.
Oleh karena itu, seringkali seorang hamba sudah beribadah dengan sungguh-sungguh, namun ternyata kehidupannya masih saja dalam keadaan sangat kekurangan. Bahkan untuk makan setiap hari saja mereka sangat kesulitan. Hal demikian itu bukan berarti Allah ingkar janji, namun barangkali dalam ibadah itu ada niat yang harus dibenahi. Oleh karena dalam membangun sebab dasarnya salah, maka akibat yang akan didapatkan juga akan  menjadi berbeda. Orang yang berdo’a kepada Allah supaya mendapatkan rizki tetapi semata-mata karena dia mengingikan rizki itu, bukan dengan rizki itu supaya dia dapat mengabdi, maka orang tersebut sejatinya bukan hamba Allah tetapi hamba rizki yang diharapkan itu. Ibadah dan pengabdian itu hanya dijadikan sarana supaya kemauan nafsu syahwatnya tercukupi.
Apabila seorang salik sudah berupaya mendapatkan karunia dengan sungguh-sungguh, namun yang diharapkan itu ternyata belum juga kunjung datang, maka hendaklah mereka tidak patah semangat. Barangkali cara untuk mendapatkan karunia itu ada yang perlu diteliti kembali: “Jangan engkau merasa karunia Allah terlambat datang kepadamu, akan tetapi hendaklah engkau merasa terlambat menghadap kepada-Nya”
(malfiali)

Sabtu, 10 Desember 2011

HATI YANG BERSIH DARI SYIRIK, DO'ANYA AKAN DIKABULKAN.

Setiap orang beriman pasti percaya bahwa Allah adalah Dzat yang Mengabulkan do’a-do’a hambaNya. Itu mereka yakini dari firmah-Nya:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.(QS.al-Mu’min(40)60)
Mereka juga percaya bahwa seorang hamba berpotensi dapat melaksanakan interaksi dua dzikir kepada-Nya sebagaimana yang mereka yakini dari firmanNya:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) –Ku”.
(QS.al-Baqoroh(2)152)
Namun yang ada dalam kenyataan tidak demikian. Yang banyak terjadi, justru sebagian dari orang-orang yang sudah melaksanakan sholat dan puasa itu tidak mampu begitu saja mempercayai do’a mereka sendiri. Mereka tidak kuat hati untuk menyerahkan persoalan kehidupan hanya kepada Tuhan yang mereka sembah setiap hari. Terbukti, dalam mencari penyelesaian dan jalan keluar dari masalah hidup yang sedang mereka hadapi, seringkali mereka tidak percaya diri hingga terpaksa harus mendatangi dukun-dukun dan paranormal untuk mencari bantuan dalam menyelesaikan romantika kehidupan yang mereka hadapi. Fenomena membuktikan hal itu, sehingga dunia perdukunan dan paranormal akhir-akhir ini marak menjadi ajang bisnis yang menjanjikan.
Seandainya mereka benar-benar beriman dan yakin bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui keadaan mereka yang saat itu sedang susah dan membutuhkan pertolongan, maka upaya penyelesaian dengan mendatangi dukun dan paranormal itu pasti tidak akan mereka lakukan. Ilmu pengetahuan dan iman ternyata tidak mampu menjawab kebutuhan hidup yang sedang mendesak itu. Hati mereka tidak yakin bahwa do’anya akan mendapatkan ijabah dari-Nya hingga masalah yang sedang dihadapi mendapatkan jalan keluar yang benar. Apabila hal tersebut dilakukan, berarti itu menunjukkan dalam hati itu masih ada penyakit syirik yang tersembunyi.
Jika hati orang-orang beriman bersih dari syirik, maka jiwa suci mereka pasti dekat dengan rahasia sistem distribusi perbendaharaan rahmat Allah sehingga matahati mereka dapat bertatap muka secara ruhaniah dan indera batin mereka dapat berkomunikasi setiap saat dengan Dzat yang mereka imani. Itulah hati para hamba Allah yang sholeh. Setiap saat mereka dapat berjumpa dan berdialog dengan Tuhannya melalui munajat yang disampaikan pada setiap pagi dan petang.
Dengan kedekatan hubungan secara ruhaniah itu, maka do’a-do’a mereka selalu mendapatkan ijabah. Tanda-tandanya, mereka tidak pernah merasa takut dan kuatir dalam segala kesulitan hidup. Hal itu tergambar dari air muka yang jernih dan damai, yang memancar dari raut wajah mereka. Itu bisa terjadi, karena dalam rongga dada mereka ada jalinan mesra secara berkesinambunag antara amal yang dilakukan dengan janji-janji Allah yang tidak pernah teringkari. Allah menyatakan keberadaan mereka itu dengan firmanNya:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(QS.al-Baqoroh(2)277)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (62) (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa (63) Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar”(64) (QS.Yunus(10)62-64)
Siapapun orang beriman dan bertakwa tanpa kecuali, sesungguhnya mampu malakukan hal seperti itu. Berjumpa dan berkomunikasi dengan Allah Ta’ala pada setiap munajat yang mereka lakukan. Menikmanti lezatnya makanan spiritual, mencicipi manisnya arak surga yang dicurahkan di dunia. Kenikmatan ruhaniah yang terkadang bisa menjadikan para pengembara di jalan Allah mabuk kepayang di tengah perjalanan.
Setiap hamba Allah yang beriman pasti berpotensi menikmati kelezatan makanan spiritual yang dapat dirasakan setiap saat, baik disaat sedang sholat ataupun berdzikir, bahkan sekalipun mereka sedang sibuk dengan urusan dagang di pasar dan bekerja di kantor. Itu bisa terjadi, asal dalam pengabdian hidup yang mereka lakukan, baik secara fertikal maupun horizontal, mereka sanggup membersihkan rongga dada mereka dari segala penyakit manusiawi yang tidak terpuji dan dari setiap anasir virus syirik yang paling tersembunyi. Dengan itu matahati mereka menjadi cemerlang dan tembus pandang, sehingga indera batin itu hanya memelototi rahasia urusan takdir Ilahi yang azaliah meski akal dan pikiran mereka saat itu sedang sibuk dengan urusan duniawi. Itulah kenikmatan hakiki yang hanya bisa dicicipi oleh hati yang suci dan bersih dari segala karakter duniawi yang tidak terpuji.
Adapun pertemuan yang dijanjikan itu, sesungguhnya itu adalah potensi yang disediakan sejak zaman azali. Sebagai sunnahtullah yang tidak akan terjadi purubahan untuk selama-lamanya. Diturunkan kepada seorang hamba di dunia sebagai balasan amal ibadah dan pengabdian yang dilakukan dengan benar. Menjadi tanda-tanda bahwa amal ibadah itu diterima di sisiNya. Sebagai buah ibadah yang dapat dipetik dan dimakan setiap saat ketika para pengembara itu sedang kehausan di tengah perjalanan panjang. Potensi interaksi dua dzikir itu dinyatakan Allah SWT. dengan firmanNya:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.(QS.al-Kahfi(18)110)
Meskipun Ijabah itu merupakan hak mutlah Allah Taala, namun demikian,  yang dimaksud dengan istilah ijabah itu sesungguhnya merupakan sistem yang sudah ditetapkan Allah sejak zaman azali, yakni rahasia urusan takdir Allah yang tercipta antara huruf KAF dan huruf NUN dari kalimat KUN FAYAKUN, barangsiapa mampu memasuki sistem tersebut dengan cara yang benar maka mereka pasti akan mendapatkan Ijabah dari-Nya. Seperti orang memasuki situs di internet, untuk men-download progam yang ada di server yang tersedia guna meningkatkan kinerja computernya, maka siapa saja bisa melakuannya asal mempunyai dan menguasai tehnologinya serta mengetahui paswood-nya.
Adapun urusan rahasia huruf KAF dan NUN tersebut berada di dalam  setiap hati yang selamat dari  hati hamba-hamba Allah yang sholeh yang setiap saat dikehendaki untuk hadir di haribaan-Nya, mereka itu adalah para kekasih yang dikasihi, dengan izin-Nya setiap berdo’a untuk umatnya selalu mendapat ijabah dari-Nya, karena doa-doa tersebut mampu dipancarkan dari hati yang sudah dipenuhi dengan rahmat Allah, hati yang rahmatan lil alamiin, Allahu A’lam.

RAHASIA DATANGNYA PERTOLONGAN ALLAH

تَحَقَّقْ بِأَوْصَافِكَ يَمُدُّكَ بِأَوْصَافِهِ . تَحَقَّقْ بِذُلِّكَ يَمُدُّكَ بِعِزِّهِ . تَحَقَّقْ بِعَجْزِكَ يَمُدُّكَ بِقُدْرَتِهِ . تَحَقَّقْ بِضُعْفِكَ يَمُدُّكَ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

Nyatakan dengan sifatmu maka Allah akan menolongmu dengan sifat-Nya. Nyatakan dengan hinamu maka Allah akan menolongmmu dengan kemuliaan-Nya. Nyatakan dengan lemahmu maka Allah akan menolongmu kemampuan-Nya. Nyatakan dengan keterbatassanmu maka Allah akan menolongmu dengan upaya-Nya dan kekuatan-Nya.

Pernyataan asy-Syekh Ibnu Atho’illah ra. diatas adalah konsep untuk menemukan keberhasilan hidup bagi seorang hamba yang beriman. Kunci rahasia untuk membukan pintu perbendaharaan ghaib yang tersedia bagi setiap manusia. Password untuk mengaplikasikan program kehidupan yang bertebaran di dalam amal semesta. Jika orang beriman mampu menggunakannya dengan benar maka pintu ijabah dari Tuhannya akan segera terbentang di depannya dengan penuh kemudahan.
Merupakan interaksi antara sifat dengan sifat, meskipun itu berangkat dari keadaan yang berbeda, yang satu merangkak dari bawah yang satunya diturunkan dari atas, yang satu memancar dari dimensi hadits yang satunya didatangkan dari dimensi qodim, apabila seorang hamba mampu membangun dan memancarkan isi hatinya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhannya maka mereka akan mendapi sifat Tuhannya dengan penuh kemudahan di depan mata. Sifat Allah itu berbentuk realita sebagai jawaban dari munajat hati yang mendasari setiap pengabdian secara lahir yang dilaksanakan seorang hamba kepada Tuhannya. Allah telah mengisyaratkan keadaan tersebut dengan firman-Nya:
وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ
“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu(QS.Al-Baqoroh(2);40)
Dimana saja, dari mana saja, dalam keadaan apa saja, manusia akan menemui sifat dan takdir Tuhannya sebagaimana gambaran isi hatinya saat menghadap kepada-Nya: “Maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(QS.Al-Baqoroh(2);115).
Dimulai dengan pelaksanaan amal ibadah, amal ibadah itu dilaksanakan oleh seorang salik dengan bersungguh-sungguh (mujahadah) di jalan-Nya sehingga amal ibadah tersebut menjadi karakter yang menjiwai hidup. Jika yang demikian itu diniatkan untuk melaksanakan pengabdian hakiki kepada Allah, Rabbul Alamiin, maka karakter alam akan disuaikan untuk dirinya. Karakter alam itu adalah perwujudan dari sifat dan takdir-Nya. Itulah buah ibadah, apabila seorang hamba mampu merubah karakternya maka karakter alam akan disesuaikan untuk kerakternya. Ini adalah konsep Ilahiyah, sebagai sunnah yang tidak ada perubahan untuk selamanya, apabila seorang hamba mampu melaksanakannya dengan sempurna, maka pintu ijabah akan dimudahkan terbuka dengan sempurna pula baginya dengan sempurna pula.
Mujahadah dalam arti meredam kemauan imosional dan rasional supaya intensitas spiritual menjadi kuat dan cemerlang. Mujahadah tersebut bisa dilaksanakan dengan amaliyah secara vertical maupun horizontal. Oleh sebab itu, mujahadah yang paling utama adalah bersyukur disaat sedang kurang dan memaafkan kesalahan orang.
Seorang hamba harus memulia dari dirinya sendiri. Membangun amal ibadah untuk menyepuh ruhaninya. Melebur kotoran manusiawi supaya jiwanya kembali bersih dan suci sebagaimana fithrahnya. Itu dilakukan bukan untuk menjadikan dirinya supaya menjadi orang yang sakti mandraguna, bukan supaya ia mempunyai linuwih sehingga ia mampu menolong kesusahan manusia, bukan untuk supaya dirinya menjadi orang yang mulia dan kaya raya sehingga dimuliakan manusia, tetapi menyiapkan hati untuk menampung anugerah yang sudah disediakan baginya sejak zaman azali.
Asy-syekh menunjukkan konsepnya, apabila orang beriman ingin mendapatkan kemuliaan dari-Nya, maka terlebih dahulu mereka harus mampu menyatakan kehinaan di hadapan-Nya. Apabila ingin mendapatkan kemampuan-Nya, maka mereka harus mampu menyatakan sifat lemahnya dihadapan-Nya. Apabila mereka mengharapkan upaya-Nya dan kekuatan-Nya, maka mereka harus mampu menyatakan keterbatasan diri di hadapan-Nya.
Untuk mencapai hal tersebut, seorang hamba harus berjalan di jalan-jalan Allah yang sudah disiapkan baginya. Mereka harus melaksanakan thoriqoh yang terbimbing oleh guru-guru ahlinya. Perjalanan itu bukan untuk menuju suatu tempat supaya di tempat itu mereka mendapatkan kekuatan dan kemuliaan, tetapi mengkondisikan isi dada supaya di dalamnya dapat ditempati kekuatan dan kemuliaan yang didatangkan dari perbendaharaan ghaib yang ada di sisi Tuhannya.
Sesuai kebutuhan yang dibutuhkan, apakah itu kemuliaan atau kemampuan, maka pengkondisian hati itu harus disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Merasa hina untuk menerima kemuliaan, merasa lemah untuk mendapatkan kekuatan dan merasa terbatas untuk mendapatkan kemampuan. Adapun amal ibadah yang dilakukan ibarat kendaraan, sedangkan sifat-sifat tersebut ibarat penumpang. Dengan sifat-sifat tersebut seorang hamba akan mendapatkan apa-apa yang diharapkan dalam perjalanan.
Apabila orang tidak berjalan di jalan yang sudah disiapkan. Tidak mengamalkan ilmu pengetahuan yang sudah disiapkan untuk menempa jati dirinya supaya siap untuk mendapatkan pemahaman dari Tuhannya. Mereka bahkan hanya berpangku tangan tanpa berbuat perubahan. Dalam keadaan demikian, apabila mereka mempunyai harapan untuk mendapatkan perubahan, maka harapan itu selamanya pasti akan tinggal harapan. Sampai kapanpun mereka akan menemukan dirinya seperti itu itu saja, tetap dalam keadaan yang serupa tanpa dapat menemukan perubahan untuk selama-lamanya.
Hal itu disebabkan, oleh karena mereka tidak mau berbuat perubahan, maka perubahan yang diharapkan itu akan menjadi angan-angan. Harapan itu akan menjadi seperti awan yang segera hilang disapu angin kencang bersama hilangnya usia hidup yang dimakan zaman.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki, sebelum ilmu itu dipergunakan untuk menerangi hati dan jalan hidup orang lain, terlebih dahulu harus dapat dipergunakan untuk mengilmuni diri sendiri, menerangi prilaku hidup untuk membentuk karakternya dengan pelaksanaan mujahadah di jalan Allah, sesuai konsep yang ditawarkan Asy-Syekh tersebut di atas, hasilnya, seorang hamba akan menjumpai sifat Tuhannya sebagai jawaban dari-Nya. Itulah yang dimaksud interaksi dzikir dengan dzikir.
Apabila seorang hamba mampu melaksanakan dzikir tersebut secara sempurna, baik dzikir lahir maupun dzikir batin, berarti pertanda ia telah mencintai Tuhannya. Apabila ia mampu mengenali dzikir balik tersebut, artinya bahwa realita yang datang itu sejatinya adalah sinyal dan rambu-rambu yang didatangkan baginya untuk dapat ditindaklanjuti dengan benar, maka berarti pertanda ia telah dicintai oleh Tuhannya. Tanda-tanda berikutnya, apabila seorang hamba telah mampu mensikapi segala permasalahan hidup yang sedang dihadapi, baik yang susah maupun yang senang dengan bersyukur kepada-Nya, maka itulah pertanda yang bahwa dirinya adalah seorang hamba ynag dicintai Tuhannya. Allah telah meyatakan hal tersebut dengan firman-Nya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.(QS.Al-Baqoroh(2);152).  WALLAHU A'LAM BISH SHOWAB.

WASPADA !!! SETAN ADALAH MUSUH YANG NYATA

1. SENTUHAN SETAN JIN PADA SEORANG BAYI SAAT DILAHIRKAN.
Menurut ilmu medis, seorang anak manusia yang baru dilahirkan harus menangis, kalau tidak berarti tidak sehat. Begitulah kira-kira karena penulis tidak mengetahui ilmunya. Akan tetapi menurut sabda Rasulullah saw. di bawah ini ternyata saat itu (saat bayi menangis itu) karena dia mendapat tusukan dari setan jin. Rasulullah saw. bersabda:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا نَخَسَهُ الشَّيْطَانُ فَيَسْتَهِلُّ صَارِخًا مِنْ نَخْسَةِ الشَّيْطَانِ إِلَّا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak ada seorang bayipun yang dilahirkan oleh ibunya kecuali telah disentuh setan. Sehingga Bayi itu segera menangis dan menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali Putera Mariam dan Mariam
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan kejadian hadits nomor 3044.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Kelebihan hadits nomor 4363.
Barangkali seorang jin sedang memberikan aba-aba kepada manusia yang menjadi tanggungannya bahwa sejak saat itu genderang perang terbuka di dunia luar sudah dikumandangkan, makanya manusia harus waspada, jangan sampai mereka dibuat muntah-muntah dan kencing di dalam masjid dan di musholla-musholla gara-gara di Ruqyah.
2. TIGA IKATAN SETAN DI KEPALA ORANG TIDUR.
Seringkali kita menyiapkan alarm disamping tempat tidur supaya pada saat yang sudah direncanakan bisa bangun tengah malam dan melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi seringkali pula yang terjadi tidak sesuai rencana, bahkan niat tinggal niat dan tidur tetap berjalan cepat. Ketika alarm berbunyi dengan tepat, segera kitapun menindaklanjuti dengan cepat, namun bukan untuk bangun dan sholat, melainkan mematikan alarm dan mimpi berlanjut maka shubuhpun menjadi terlewat. Mengapa bisa seperti itu…?, ternyata di saat bantal merapat setan jin mengikat kepala dengan tiga kawat. Rasulluh saw. bersabda:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتِ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Sesungguhnya Nabi s.a.w bersabda: setan akan mengikat ujung kepala seseorang yang sedang tidur dengan tiga ikatan, sehingga menyebabkan kamu tertidur dengan pulas dan lama. Apabila seseorang di antara kamu itu terbangun serta menyebut nama Allah, maka ikatan partama akan terlepas. Apabila dia berwuduk maka akan terbukalah ikatan yang kedua. Apabila dia sembahyang maka akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasakan suatu kesegaran dan ketenangan hati, jika tidak dia akan merasa malas dan tidak bergairah
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Jum’at hadits nomor 1074.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Qiyamul Lail hadits nomor 1295.
• Riwayat Nasa’i di dalam Kitab Sholat Orang Musyafir Dan Mengkoshornya hadits nomor 1589.
Barangkali setiap siang dan malam kita harus diruqyah, supaya di saat kita tidur, setan jin tidak sempat mengikat kepala kita dengan tiga kawat….?
3. SETAN LARI MENDENGAR ADZAN DAN QOMAT
Rasulullah saw. bersabda:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَحَالَ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ صَوْتَهُ فَإِذَا سَكَتَ رَجَعَ فَوَسْوَسَ فَإِذَا سَمِعَ الْإِقَامَةَ ذَهَبَ حَتَّى لَا يَسْمَعَ صَوْتَهُ فَإِذَا سَكَتَ رَجَعَ فَوَسْوَسَ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Nabi s.a.w bersabda: Apabila setan mendengar azan, dia lari berhamburan sehingga tidak mendengarnya lagi suaranya. Setelah azan selesai, dia kembali lagi untuk menggoda (manusia). Begitu juga apabila mendengar iqamat. Dia lari lagi sehingga tidak mendegar suaranya lagi dan begitu iqamat selesai dibacakan, segera dia kembali sekali lagi untuk menggoda manusia.
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Azan hadits nomor 573.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat hadits nomor 583.
• Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Sholat hadist nomor 363.
• Riwayat Nasa’i di dalam Kitab Azan hadits nomor 664.
• Riwayat Abu Dawud di dalam Kitab Sholat hadits nomor 433, 869.
Setan memang takut kepada suara adzan, tapi anehnya malah terkadang tidak takut kepada orang yang menyuarakan adzan. Karena banyak adzan dikumandangkan bukan untuk memanggil orang untuk sholat melainkan sekedar pamer suara dan irama lagu bahkan diperlombakan agar panitia memberikan hadiah kepada sang juara azan.
4. SETAN KENCING DI TELINGA MANUSIA.
Rasulullah saw. bersabda:

حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : ذُكِرَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ نَامَ لَيْلَةً حَتَّى أَصْبَحَ قَالَ ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْهِ أَوْ قَالَ فِي أُذُنِهِ

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a berkata: Diceritakan kepada Rasulullah s.a.w mengenai seorang yang tidur pada waktu malam hingga pagi. Baginda bersabda: Itulah orang yang kedua belah telinganya telah dikencingi setan atau sabda baginda: Sebelah telinganya saja
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Jum’at hadits nomor 1076.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat Orang Musafir Dan Mengqoshornya hadits nomor 1293.
• Riwayat Nasa’i di dalam Kitab Qiyamul Lail hadits nomor 1590.
Barangkali itu zaman dulu, orang semalaman tertidur pulas sehingga tidak sempat tahajjud dan berdzikir malam, karena telinganya dikencingi setan yang tidak tahu adat. Kalau sekarang tidak begitu, bahkan setan-setan itu membuat manusia lupa adat, hingga suka kencing di mesjid-mesjid dan di musholla tanpa takut kuwalat, karena para tukang ruqyah sedang adakan pesta ruwat ???.
5. MENGUAP ADALAH BAGIAN GANGGUAN JIN KEPADA MANUSIA
Rasulullah saw. telah menyatakan dengan sabdanya:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Menguap (dengan mulut terbuka) adalah merupakan gangguan dari setan. Apabila ada di antara kamu yang menguap maka hendaklah dia menutup mulutnya sekuat mungkin
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan Kejadian hadits nomor 3046.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Zuhud dan Lemah Lembut hadits nomor 5310.
• Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Etika hadist nomor 2670, 2671.
• Riwayat Abu Dawud di dalam Kitab Etika hadits nomor 4373.
Ini merukapan tanda-tanda yang paling nyata akan kebersamaan makhluk jin di dalam hidup manusia. Hampir semua manusia pernah menguap dan hanya orang-orang khusus yang mendapat penjagaan khusus yang tidak pernah menguap seumur hidup, tetapi barangkali kita sulit untuk ditemukan orang tersebut. Kalau orang menguap – karena itu merupakan bagian dari gangguan jin yang harus diruqyah, betapa orang harus susah-susah keliling dunia untuk meruqyah orang yang menguap, karena hampir semua manusia pasti pernah menguap, lebih-lebih ketika mereka sedang ibadah atau sedang berada di dalam majlis-majlis pengajian dan dzikir. Bahkan sedang meruqyah sekalipun…?
6. DISAAT MANUSIA TIDUR JIN JUGA TIDUR DI DALAM LUBANG HIDUNG

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Nabi s.a.w telah bersabda: Apabila seseorang dari kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidung dan menghembusnya keluar sebanyak tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang hidungnya di saat manusia tidur .
• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan Kejadian hadits nomor 3052.
• Riwayat Muslim di dalam Kitab Bersuci hadits nomor 351.
• Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Bersuci hadist nomor 89.
Disaat kita tidur, ternyata lubang hidung kita menjadi hotelnya setan jin, padahal kita tidak pernah menyadarinya. Jika memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah, apakah setiap akan tidur kita harus diruqyah….? supaya jin tidak tidur di hotelnya lagi ?
7. JIN MASUK KE DALAM TUBUH MANUSIA MELALUI JALAN DARAH

حَدِيثُ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ فَقَامَ مَعِيَ لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ ابْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا أَوْ قَالَ شَيْئًا

Diriwayatkan dari Sofiah binti Huyai r.a berkata: Pada suatu malam ketika Nabi s.a.w sedang beriktikaf aku datang menghampiri baginda. Setelah puas berbincang-bincang dengan baginda, akupun berdiri untuk pulang. Rasulullah s.a.w ikut berdiri untuk mengantarku. Tempat tinggal Sofiah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba datang dua orang Ansar. Ketika mereka melihat Nabi saw mereka mempercepatkan langkahnya. Lalu Nabi saw bersabda: Perlahankanlah langkahmu. Sesungguhnya ini adalah Sofiah binti Huyai. Kedua orang ansor itu berkata Maha suci Allah, wahai Rasulullah. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya setan itu berjalan pada aliran darah manusia”. Sebenarnya aku khawatir ada tuduhan buruk atau yang tidak baik dalam hati kamu berdua
1. Riwayat Bukhori di dalam Kitab I’tikaf hadits nomor 1894, 1897, 1898. – Etika hadits nomor 5751.
2. Riwayat Muslim di dalam Kitab Salam hadits nomor 4041.
3. Riwayat Abu Dawud di dalam Kitab Etika hadits nomor 4342.
4. Riwayat Ibnu Majah di dalam Kitab Puasa hadits nomor 1769.
Ini lebih mengerikan lagi. Ternyata jin bisa keluar masuk dalam tubuh kita dengan sekehendak hati mereka. Mereka bisa tinggal di mana saja dalam jaringan urat darah kita yang mereka kehendaki, padahal kita tidak pernah merasakan keberadaan mereka. Barangkali kita semua memang harus diruqyah, supaya jin yang tinggal dalam urat darah kita itu tidak membelokkan aqidah Islamiyah kita, sehingga kita terhindar dari perbuatan syirik dan bid’ah, tidak terkecuali orang-orang yang ahli meruqyah ???. WALLAHU A'LAM BISH SHOWAB.

KIAT SUKSES MENJADI PEMIMPIN YANG DISUKAI

1. Mulailah dengan senyum dan berbicara ramah dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Tersenyumlah setiap saat pada setiap orang maka anda akan disukai.
  • Tersenyumlah pada saat menelpon, senyuman ada akan terdengar dalam suara anda.
  • Bagi orang yang sulit tersenyum, lihatlah senyuman bayi.
  • Kalau anda datang kepada saya dengan tangan terkepal, maka saya yakinkan bahwa kepalan tangan saya akan dua kali lebih cepat dari anda.
  • Cara pendekatan yang ramah, simpati dan menghargai ternyata yang menang dalam suatu negosiasi.
  • Keramahan dan kelembutan selalu lebih kuat dari pada kekuatan dan kemarahan.
  • Bicarakan terlebih dahulu tentang kesenangannya sebelum kita menginginkan sesuatu darinya.
  • Orang akan disenangi yang lainnya jika bersikap ramah dan selalu menyapa orang lain.
  • Kalau ingin mendapat banyak kawan, sapalah orang dengan antusias dan bersemangat.


2. Hormati pendapat orang lain dan hindari menyalahkan dan mengkritik orang lain.
  • Biarkan orang lain berbicara tentang diri mereka. Mereka lebih tahu banyak tentang urusan dan masalah mereka daripada anda.
  • Kalau anda menginginkan musuh maka ungguli pendapat kawan-kawan anda, namun kalau anda ingin punya kawan, biarkan kawan anda mengungguli pendapat anda.
  • Kalau anda ingin mengumpulkan madu, jangan tendang sarang lebahnya.
  • Kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya.
  • Jangan mengkritik, karena orang hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan kalau kita berada dalam situasi yang sama. Karena semua orang merasa dirinya baik dan tidak salah.
  • Tuhan menciptakan manusia tidak sempurna dan berbeda intelektualnya.
  • Dapat melukai perasaan, rasa kebanggaan dan menimbulkan rasa benci.
  • Dengan menyakiti orang lain tidak akan memperbaiki /mengubah orang tsb.
  • Dapat menurunkan semangat kerja.
  • Lebih baik memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu daripada berusaha merubah orang lain.
  • Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh, dan hampir semua orang bodoh melakukannya.
  • Lebih baik memberikan insentif kepada seseorang daripada mengkritiknya.
  • Gantilah kritik kepada atasan dengan menyampaikan suatu pertanyaan.
3. Selalu memberikan penghargaan yang jujur dan tulus, walaupun terhadap kemajuan sekecil apapun.
  • Lebih baik memberikan penghargaan kepada orang lain daripada mencari kesalahannya.
  • Biasakan memberikan penghargaan kepada rekan-rekan didepan umum.
  • Memberikan penghargaan yang jujur dan tulus adalah memberi makan harga diri orang lain.
  • Beda antara penghargaan dan sanjungan, yang satu tulus dan yang satunya tidak tulus, yang satu berasal dari hati dan yang satunya dari gigi, yang satu tidak mementingkan diri dan yang satunya demi diri sendiri.
  • Kita harus mengatakan bahwa: ‘Setiap orang yang kita jumpai adalah lebih baik dari saya dalam hal tertentu’. Dengan cara itu kita belajar kepadanya.
  • Pemakaian pujian sebagai ganti kritik merupakan konsep penting dalam berhubungan dengan manusia.
  • Akan selalu lebih mudah untuk mendengar perihal tidak menyenangkan setelah kita mendengar sedikit pujian untuk hal-hal baik dalam diri kita.
  • Seperti dokter gigi yang memulai kerja dengan obat bius lokal. Sipasien dibor giginya dengan tidak merasakan sakit.
  • Apabila terpaksa melakukan kritik, mulailah dengan pujian dan jangan menggunakan kata “Tetapi”.
4. Bangunkan motivasi orang lain untuk berhasil mencapai tujuan.
  • Katakan secara terbuka bahwa orang lain mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkannya. Berikan dorongan/reputasi yang baik untuk dipenuhi dan mereka akan berusaha sekuat tenaga agar anda tidak kecewa.
  • Satu-satunya cara untuk mempengaruhi orang lain adalah berbicara tentang apa yang mereka inginkan dan tunjukkan kepada mereka bagaimana memperolehnya.
  • Jika anda hanya membujuk, memarahi, menyumpahi dan mengancam PHK bagi pekerja yang tidak mau meningkatkan produksi maka hasilnya sia-sia.
  • Cara terbaik untuk meminta orang lain melakukan sesuatu yang kita inginkan adalah dengan melemparkan tantangan/membuat suatu kompetisi.
  • Dalam berbicara dengan orang lain, jangan memulai dengan hal-hal yang berbeda melainkan memulainya dengan hal-hal dimana anda setuju dengannya.
  • Dalam menawarkan produk kepada nasabah maka pihak bank tidak terlebih dahulu membicarakan apa yang diinginkan oleh bank tetapi membicarakan tentang apa yang diinginkan oleh nasabah. Dan dapatkan jawaban “Ya” terlebih dahulu.
  • Sama sekali tidak ada untungnya berdebat, jauh lebih menguntungkan dan lebih menarik untuk melihat hal-hal dari sudut padang orang lain dan berusaha membuat orang mengucapkan “ya”,
5. Perhatian dan peduli terhadap kondisi dan masalah orang lain.
  • Rahasia sukses bergaul adalah melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain.
  • Biasakan mengatakan pada diri sendiri, bagaimana rasanya, bagaimana saya bereaksi apabila saya dalam posisi sebagai orang lain yang mengalami suatu masalah/keadaan.
  • Rasakan bagaimana orang lain menikmati / menyenangi suatu kegiatan/pekerjaan.
  • Sebelum berdebat katakan: “Saya tidak menyalahkan anda sedikitpun untuk apa yang anda rasakah. Kalau saya menjadi anda, saya pun tidak ragu lagi akan merasakan persis seperti yang anda rasakan.
  • Orang akan mudah mendapat banyak kawan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain dibandingkan dengan cara mengusahakan orang lain tertarik padanya.
  • Berusahalah untuk mengingat nama dan mengetahui hari ulang tahun orang lain.
6. Jadilah pendengar yang baik dan berbicara tentang sesuatu yang sesuai dengan minat orang lain.
  • Hampir semua orang sukses suka mengenang tentang masa-masa lalu dimana mereka mulai merintis usahanya. Biarkan mereka menceritakannya
  • Orang akan seratus kali lebih tertarik dengan diri sendiri dan keinginannya serta masalahnya dibandingkan dengan minat mereka kepada kita.
  • Orang akan senang jika orang lain mau mendengarkan dengan antusias pengalaman hidupnya.
  • Seorang pendengar yang baik dan mendorong orang lain untuk berbicara akan dianggap sebagai pembicara yang baik.
  • Kalau anda ingin tahu bagaimana membuat orang lain menghindari anda dan menertawakan anda di belakang atau bahkan merendahkan anda, inilah resepnya: Jangan pernah mendengarkan pembicaraan siapa pun dalam waktu yang lama, bicaralah tanpa terputus tentang diri anda, kalau anda mempunyai ide tatkala orang lain sedang berbicara maka segera saja dipotong ditengah kalimatnya.
  • Bicarakanlah tentang kesenangan / hobbi orang lain maka anda akan disenangi orang, walaupun anda tahu sedikit tentang hal itu.
  • Tanyakan tentang kegiatan yang disukai orang dan bicarakanlah.
7. Bersikap sopan, membuat orang lain merasa dirinya penting.
  • Desakan yang paling dalam pada sifat dasar manusia adalah hasrat untuk menjadi orang penting.
  • Ungkapan kecil seperti : ‘Maaf telah mengganggu anda’, ‘Maukah anda berbaik hati untuk ‘, ‘Apakah anda tidak berkeberatan’, ‘Terima kasih’ dapat menjadi orang merasa penting.
  • Hampir semua orang merasa diri mereka lebih tinggi dari anda dalam beberapa hal, dan satu cara pasti untuk menuju hati mereka adalah membiarkan mereka menyadari dalam suatu cara halus bahwa anda sadar akan rasa penting mereka, dan menerimanya dengan tulus.
  • Biasakan mengekspresikan penghargaan pada hasil kerja orang lain dan menunjukkan betapa mereka orang penting.
  • Mengatakan kepada orang lain bahwa sebenarnya mereka adalah orang yang jujur, mau menepati janji, bijaksana, adil, sabar, penuh perhatian, baik hati, peduli dan tidak ingin menyakiti / menyengsarakan orang lain.
8. Berani mengakui kesalahan sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
  • Mengapa anda kita harus membuktikan bahwa orang lain salah. Dia tidak meminta pendapat anda. Apakah hal ini akan membuatnya menyukai anda. Mengapa tidak membiarkan mereka menyelamatkan muka/harga dirinya.
  • Kalau anda mendebat dan bersikeras dan menentang, anda kadang-kadang memang akan mendapat kemenangan, tapi itu adalah kemenangan kosong, karena anda tidak akan pernah memperoleh kehendak baik lawan anda.
  • Jika anda mengatakan orang lain salah, apakah anda dapat membuat mereka setuju dengan anda. Jawabannya adalah tidak pernah karena anda telah menghantam langsung kecerdasannya, kebanggaan dan harga dirinya. Mereka akan berusaha untuk membalasnya dan anda tidak pernah membuat mereka ingin mengubah pikirannya.
  • Jangan pernah memulai pembicaraan dengan mengatakan: “Saya akan buktikan sesuatu kepada anda”. Kalau anda hendak membuktikan apa pun, jangan buat seorang pun mengetahui hal itu, bijaksanalah.
  • Kita tidak dapat mengajarkan apapun pada seseorang, kita hanya bisa membantunya menemukannya sendiri dalam dirinya.
  • Lebih mudah mendengarkan kritik diri sendiri dari pada menerima cercaan dari bibir orang lain.
  • Akan menjadikan orang mempunyai perasaan penting. Tatkala kita menyalahkan diri kita sendiri maka mereka mengambil sikap murah hati dan bersimpati / memberikan belas kasihan.
  • Hasrat kita untuk mengkritik diri sendiri, menyurutkan hasrat orang lain untuk menyerang kita.
  • Segeralah meminta maaf jika melakukan kesalahan, termasuk kepada istri, dan anak-anak.
  • Kita tidak akan sakit hati mendengarkan orang mengkritik kesalahan kita apabila orang yang mengkritik tsb memulai dengan mengakui bahwa ia jauh dari sempurna dan sering melakukan kesalahan yang sama.
9. Mengajukan pertanyaan sebagai ganti dari perintah langsung.
  • Biasakan memberikan saran-saran bukan perintah “kerjakan ini atau jangan lakukan ini”.
  • Lebih bijaksana jika anda memberikan saran-saran dan orang lain yang menyimpulkannya sehingga mereka mau bekerja sama.
  • Tak seorangpun yang suka merasa bahwa dia sedang dijual atau diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Kita jauh lebih suka kalau kita merasa membeli dengan kemauan kita sendiri, atau bertindak dengan ide-ide kita sendiri. Kita suka diajak berbicara tentang harapan, keinginan dan pikiran kita.
  • Menanamkan suatu ide kapada orang lain dengan cara yang santai, namun dengan cara yang menarik minatnya yaitu membawanya agar memikirkan ide tersebut atas kemauannya sendiri.
  • Dengan cara mengajukan pertanyaan, yang maksudnya adalah suatu perintah kedengarannya lebih menyenangkan.
10. Memberikan bimbingan dan dorongan agar setiap kesalahan mudah diperbaiki.
  • Murah hatilah dengan dorongan anda, jadikanlah hal itu kelihatan mudah dikerjakan, biarkan orang lain tahu bahwa anda memiliki kepercayaan bahwa mereka mampu untuk melakukan hal itu.
  • Teknik memberi gelar / pujian dan wewenang berhasil diterapkan oleh Napoleon, dan tentunya cara ini pun akan berhasil untuk anda.
  • Berikan keuntungan dan insentif agar orang mau melakukan untuk kita.