Sabtu, 25 Februari 2012

UNTUKMU YANG BERJIWA HANIF

Setelah seseorang diantar ke gerbang hidayah, dituntun oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke pintu Islam, berarti ia telah mendapatkan setengah kebahagiaan. Akan tetapi, apakah hanya sampai di sana riwayat kebahagiaannya? Sampai disitukah pencariannya terhadap kebenaran? Tentu tidak, seseorang yang menghendaki hidayah kedua dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, hendaklah ia mengolah hidayah yang pertama.

Hidayah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang pertama adalah keinginan untuk mencari kebenaran, lalu hamba tersebut mengolahnya dengan ilmu dan iman serta usaha dan amal, maka akan menghasilkan hidayah kedua dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu taufiq Allah Subhanahu wa Ta'ala pada seorang hamba dalam kebenaran pada semua tindakannya. Itulah yang disebut oleh Allah dalam al Qur'an,

"Dan orang yang berjuang di jalan Kami, akan Kami berikan kepada mereka hidayah jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Ankabut: 69).

Para ulama berkata, "Kami beri mereka taufiq, untuk mendapatkan sasaran yang benar menuju jalan yang lurus, jalan itu yang mengantarkan mereka pada ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala."

"Dan Allah tambahkan orang yang diberi hidayah itu dengan hidayah." (QS. Maryam: 76).

Penafsiran ayat ini ada 5 pendapat, yaitu:
1. Allah tambahkan dengan tauhid sebagai iman.
2. Allah tambahkan pemahaman dalam agama.
3. Allah tambahkan keimanan setiap kali turun wahyu.
4. Allah tambahkan iman dengan nasikh wal mansukh.
5. Allah tambahkan orang yang mendapatkan yang mansukh, petunjuk yang nasikh.

Zajjaj rahimahullah berkata (maknanya), "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menambah keyakinan mereka, sebagaimana orang kafir ditambahkan kesesatan bagi mereka."

Orang yang memperolah hidayah kedua merupakan orang pilihan Allah dan dialah wali Allah, sebagai tingkat keimanan muslim yang tertinggi. Buah dari kewalian tersebut adalah kecintaan dan pembelaan Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap hamba tersebut pada setiap kondisi dan keadaan.

Untuk menggapai hidayah yang kedua seorang muslim harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

1. BERJIWA HANIF
Hanif secara bahasa ialah 'condong kepadanya', orang yang hanif yaitu orang yang condong kepada kebenaran, kepribadian yang lurus dan istiqamah.


2. BERSERAH DIRI
Jika seseorang hendak mencari kebahagiaan dan jalan menujunya mudah, maka tentu pintu itu adalah pintu penyerahan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Penyerahan diri dalam perintah dan larangan-Nya, Iman dan Islam kepada-Nya, mengikuti kabar dan berita yang disampaikan-Nya.

Allah mengabarkan bahwa cara beragama yang baik adalah dengan berserah diri, (dalam firman-Nya):

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?" (QS. An Nisa: 125).


3. MEMILIKI MOTIVASI
Seseorang yang memperoleh hidayah mempunyai kemauan yang kuat dan motivasi yang tinggi, karena yang dicarinya adalah surga yang luasnya meliputi langit dan bumi. Jika orang yang mencari dunia memerlukan semangat dan motivasi, tentu yang mencari akhirat lebih lagi.

Contoh terbaik dalam kemauan yang keras dalam mencari kebenaran adalah Salman al Farisi Radhiyallahu'anhu. Ia meninggalkan kekayaan dan kebesaran orang tuanya di Persia, dan berpindah dari negeri ke negeri dan dari guru ke guru lain, hingga akhirnya terjual menjadi budak di pasar Madinah. Setelah perjalanan yang sangat panjang tersebut baru bertemu dan beriman dengan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, lalu akhirnya kembali ke Persia
menjadi gubernur di sana.


4. SABAR DAN YAKIN
Sekiranya akal dapat diumpamakan dengan sebuah benteng yang kokoh, maka yang perlu diwaspadai adalah serangan syahwat dan syubhat.... Penangkal syahwat dengan sabar dan penangkal syubhat dengan yakin. Ketika terjadi pertautan antara sabar dan yakin, lahirlah kepemimpinan dalam agama.

Allah berfirman
"Dan Kami jadikan dari kalangan mereka itu pemimpin-pemimpin dengan perintah Kami karena mereka bersabar, dan mereka telah sangat yakin dengan ayat-ayat Kami." (QS. As Sajdah: 24).

"Dan orang yang berjuang dijalan Kami, akan Kami berikan kepada mereka Hidayah jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabut; 69).

Ya ROBB bimbing kami pada jalan-Mu. mampukan kami berada di jalan-Mu, IKHLAS, SABAR, TAWAKKAL. dan selalu ISTIQAMAH dengan penuh KESYUKURAN.

Minggu, 19 Februari 2012

HAKIKAT KEKAYAAN DALAM ISLAM

Dari penuturan seorang sahabat..
Alkisah, seorang sahabat bernama Andi, -bukan nama asli-, berkisah bahwa ia pernah bekerja di sebuah perusahaan Yahudi. Ia sudah menjadi manusia yang kaya raya di usianya yang lagi belum mencapai 40 tahun. Lebih dari 200 negara sudah ia sambangi. Semua itu dilakukan demi mencari kekayaan dunia untuknya, dan untuk perusahaannya yang dimiliki orang Yahudi.
Dia bertutur betapa satu sen pun harus dikejar dalam bisnisnya. Kerugian meski hanya satu dollar akan membuat pemilik usaha menjadi panik. Apalagi model krisis global seperti saat ini.
Selalu mencari harta. Mengejar kekayaan dunia. Takut miskin. Itulah yang selalu tertanam dalam benaknya!
Namun dalam sebuah tugasnya di Maroko, Afrika Utara. Andi ini singgah di sebuah perkampungan muslim yang sederhana lagi bersahaja. Sebagai seorang muslim, kehadirannya di kampung itu disambut dengan baik oleh muslim di sana.
Andi dijamu makan dan makanan untuk disantap pun sudah tersaji dihadapan. Namun tidak seorang pun mulai menyantap makanan dan Andi pun belum lagi dipersilakan. Hingga seseorang datang ke dalam ruang makan lalu menyampaikan berita kepada tuan rumah dalam bahasa Arab.
Usai itu, Andi pun dipersilakan untuk makan.
Saat menyantap hidangan itu, Andi diberitahu oleh tuan rumah bahwa warga kampung muslim tersebut tidak akan pernah menyantap makanan, selagi mereka belum merasa yakin bahwa di luar sana tidak ada seorang pun yang kelaparan. Warga di dusun tersebut saling berbagi makanan antara satu rumah dengan yang lain. Dan orang yang datang sebelum santap makanan tadi, adalah pembawa kabar bagi tuan rumah yang menyampaikan bahwa ia sudah membagi makanan bagi penduduk kampung yang belum mendapat makanan.
Andi malam itu mendapat pelajaran berharga bahwa berbagi kepada sesama akan membawa ketentraman dan kebahagiaan. Penduduk desa ini mayoritas adalah penduduk miskin, namun mereka bahagia dengan cara berbagi kepada sesama. Inilah pelajaran yang jauh berbeda dari apa yang Andi dapatkan di perusahaan tempat ia bekerja.
—————————————————-
Usai dari Maroko, ia ditugaskan untuk terbang ke Cairo, Mesir. Perjalanan bisnis malam itu membawa dirinya untuk menyewa sebuah taksi di sana. Taksi di kota Seribu Menara itu dimiliki oleh perorangan, dan kebanyakan armadanya sudah jelek dan bobrok.
Malam itu Andi membuka pembicaraan dengan sopir taksi Mesir demi memecah kebekuan. “Berapa uang yang kau hasilkan dalam sehari dengan membawa taksi seperti ini?” Andi melempar tanya kepada sopir taksi. Dibenaknya Andi akan membayangkan betapa jauh penghasilan yang
akan disebutkan oleh sopir taksi ini dibandingkan penghasilan yang ia dapatkan di perusahaan Yahudi terkenal. “Aku tak membawa taksi ini seharian!” jawab sopir itu dengan bahasa Inggris sekenanya.
“Apakah kamu punya pekerjaan lain diluar sana?” kejar Andi. “Alhamdulillah, aku punya dua pekerjaan yang diberi Allah untukku. Dari pagi hari sampai sore aku bekerja di restoran,
malam harinya aku menjadi supir taksi!” sahut sang sopir.
“Apakah hidup di Mesir sudah sedemikian sulit sehingga engkau harus bekerja double dan mencari nafkah sampai malam?” tanya Andi lagi. “Tidak…., hidup di negeri ini amat nikmat sekali! Dari pagi hingga sore aku mencari nafkah untuk diriku dan keluarga dan itu cukup untuk kami…” jelas sang sopir. “Lalu mengapa engkau menjadi sopir taksi?” kejar Andi.
“Saudaraku…., hidup ini hanya sekali. Dan aku ingin hidup yang cuma sekali ini berarti untuk bekalku setelah mati. Maka sudah beberapa lama ini aku membawa taksi agar aku bisa mencari
tambahan penghasilan dan kemudian aku sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.” jelas sang sopir.
Degg…! kalimat itu terasa bagai kilat menyambar di hati Andi. Betapa hebat niat sopir taksi itu gumamnya. Tak pernah dengan kekayaan yang dimiliki, Andi bercita-cita mulia seperti itu. Tak berani ia meneruskan pembicaraan dengan sopir taksi. Dalam hati Andi bergumam bahwa seluruh harta yang ia cari rupanya belum apa-apa, dibandingkan kekayaan hati yang dimiliki penduduk muslim miskin di Maroko dan supir taksi shalih yang ia temui di Cairo, Mesir ini.
“Rupanya umat Islam lah yang memiliki kekayaan yang hakiki!” gumam Andi.
————————–
Berlelah-lelah, bermacet-macet mencari nafkah dari pagi hingga sore/malam, mengumpulkan kekayaan. Dimanakah hakikat kebahagiaan?
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian di waktu pagi ia merasa aman rumah tangganya, sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua kesempurnaannya.” HR. Tirmidzi
Ternyata Umat Islam itu Kaya..... Karena kekayaan sesungguhnya tersimpan dalam hati hamba-NYA
yang selalu tunduk dan senantiasa berbagi pada sesama dalam suka maupun duka.
MUNGKINKAH KITA SALAH SATUNYA ???  WALLAHUL MUSTA'AN

BY ; WIKU

RATU BIDADARI SESUNGGUHNYA ADALAH...............

Diceritakan di salah satu pengadilan Qasim di negeri Saudi,
Berdirilah seorang lelaki gagah berperawakan sedang namun berwajah teduh Hizan al Fuhaidi, dengan air mata yang bercucuran, mengalir menganak sungai sehingga membasahi janggutnya!! Hadirin di dalam ruang sidang pun tak kuasa menahan isak tangis mereka. Sebuah peristiwa yang luar biasa telah menggoncangkan perasaan mereka
Mengapakah Hizan menangis?
Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dg saudaranya tersebut?? Tentang tanah kah?? Atau warisankah yang mereka saling perebutkan??
Bukan karena itu semua!! Bukan !!
Lalu kenapa wahai Hizan?? Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput.
Seumur hidupnya, sang ibu tinggal bersama Hizan yang selama ini menjaganya dan merawatnya
Tatkala sang ibu telah beranjak usia senja, datanglah adik Hizan yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih lengkap daripada di desa
Namun Hizan menolak dengan alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg!!
Sidang kembali dimulai
Hakim yang mulia bertanya kepadanya?
Wahai ibu, siapa yg lebih berhak tinggal bersamamu?
Sang ibu memahami pertanyaan hakim tersebut, ia pun menjawab:
sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!”
Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!!
Mereka berdua adalah Qurrota Aini, penyejuk mataku………………………………
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian berdiskusi dengan majelis hakim lainnya. Lalu memutuskan: hak perawatan  kepada adik Hizan, berdasarkan kemaslahatan-kemaslahatan bagi si ibu!!
Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!!
Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu!! yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini,,!!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi Ratu , Bidadari dan Mutiara termahal bagi anak-anaknya!!   

SAHABAT !!!  BAGAIMANA DENGAN KITA? SUDAHKAH KITA TERMASUK ANAK YANG BERBAKTI ?  WAHAI MUSLIMAH....  MAMPUKAH KITA MENJADI RATU BIDADARI BAGI BUAH HATI & KELUARGA KITA ?

SEBAGAI SEORANG PENGANTIN. WANITA LEBIH CANTIK DIBANDING SEORANG GADIS
SEBAGAI  SEORANG ISTRI. IA LEBIH ANGGUN DIBANDING SEORANG PENGANTIN
SEBAGAI IBU. IA LAKSANA MUTIARA YANG SANGAT BERHARGA
IA SEMAKIN MEMPESONA MENJADI LEBIH CANTIK BERTAHUN - TAHUN KEMUDIAN
IBU.....YANG SHOLEHAH ADALAH RATU BIDADARI BAGI KELUARGANYA.....

SUBHANALLAH....

KONSEP BISNIS & INVESTASI SYARIAH

Pada prinsipnya Bisnis dan Investasi adalah sebuah proses ekonomi dengan sumber daya dan modal untuk menciptakan proses produksi yang menguntungkan bertujuan menghasilkan manfaat bagi pemilik atau pengelolanya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi kita patut meneladani baginda Rasulullah saw karena beliau telah mengajarkan prinsip-prinsip yang dapat kita pegang agar tidak tersesat. Sebagai contoh, mari kita kaji 4 sifat utama nabi, yaitu: Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.
  1. Shiddiq (jujur atau Berkata benar)
Investasi dilakukan pada produk investasi yang jujur dalam produk itu sendiri, dalam prosesnya dan juga jujur dari pembagian hasil atau return-nya.
  1. Amanah (Dapat dipercaya)
Artinya investasi pada produk yang dapat dipercaya. Dipercaya kehalalannya, dan kesesuaiannya dengan syariah (shariah compliance). Serta  juga pada orang yang mampu mengemban amanah
  1. Tabligh (menyampaikan)
Menyampaikan semua informasi yang diperlukan dalam investasi. Hal ini menjadi satu faktor yang sekarang disebut sebagai transparansi dan good governance.
  1. Fathonah (pandai)
Investasi & Bisnis adalah Proses Ekonomi dengan modal & sumber daya untuk menciptakan proses produksi, bertujuan menciptakan manfaat bagi pemilik atau pengelola di masa kini atau di masa yang akan datang.  Bagi yang berinvestasi, agar tidak bosan belajar tentang bidang investasi yang akan diterjuni. Dengan pemahaman dan pengetahuan yang baik, potensi risiko yang dapat mengakibatkan kerugian dapat diminimalisasi.
Demikian baginda Nabi dengan sifat-sifatnya telah menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam segala aspek kehidupan. Termasuk pula dalam bermuamalah atau bertransaksi yang melibatkan harta benda dan berinvestasi.
Beribadahlah seolah-olah engkau akan mati besok, bekerjalah dengan giat seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya adalah salah satu yang dicontohkan oleh baginda nabi. Sebagai khalifah Allah, dalam berinvestasi kita patut memperhatikan:
  1. Berusaha memakmurkan bumi dengan ilmu yang dimiliki dan mengamalkannya
  2. Mendorong kemajuan di bidang produksi dan investasi di sektor riil
  3. Bahwa metode dan cara berproduksi dan investasi diserahkan pada keinginan dan kemampuan kita
  4. Islam menyukai kemudahan, oleh sebab itu maka mudahkanlah segala urusan, menghindari kemudharatan dan memaksimalkan manfaat
semoga bermanfaat
inspirasi ; By WIKU.

BISNIS MENGUNTUNGKAN PANDANGAN ISLAM

Diantara kita biasanya mempunyai usaha sampingan selain pekerjaan tetap di kantor. Atau mungkin usaha sampingan itu merupakan sumber nafkah utama, sedangkan pekerjaan kantor hanya untuk rutinitas dan pendapatan tetap per bulan. Apapun sumber nafkah Anda, Islam telah menggariskan agar kita senantiasa mendapatkannya di jalan halal dengan bekerja.
Usaha, bisnis, perniagaan atau apapun namanya tidak akan lepas dari untung dan rugi. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan kita peroleh dari hasil usaha kita.
Firman Allah dalam surat Luqman ayat 31 yang artinya:
“…dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa-apa yang diusahakannya besok…” (QS Luqman [31]: 34).
Dengan demikian, untung atau rugi akan senantiasa menjadi sesuatu yang harus diperhitungkan oleh setiap usahawan atau kalangan pebisnis. Ayat tersebut juga merupakan salah satu ayat yang menjelaskan pentingnya manajemen risiko dalam kacamata Ekonomi Islam.
Namun sebenarnya, kalangan pebisnis tidak perlu kawatir tentang untung rugi ini karena Allah sendiri bersedia menunjukkan jalan agar usaha kita senantiasa dilimpahi keuntungan dan keberkahan. Dalam sebuah ayat, Allah berfirman: “Maukah engkau Aku tunjukkan jalan ke arah perniagaan yang menguntungkan?”
Menguntungkan alias tidak merugi. Kemana kita mencari petunjuk Allah tersebut? Jawabannya sederhana. Perhatikan istilah “tidak merugi”. Istilah tersebut dapat kita temukan dalam sebuah surat pendek yaitu Al Ashr. Allah berfirman dalam surat tersebut:
  1. Demi Masa
  2. Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam kerugian.
  3. Kecuali mereka yang Beriman, Beramal Sholeh, Saling mengingatkan dalam kebenaran dan Saling mengingatkan dalam kesabaran.
Dalam tafsir menurut pandangan ekonomi islam, berdasarkan surat tersebut, ada 4 kriteria agar usaha kita tidak merugi alias menguntungkan:
1. Beriman, ini kaitannya dengan Hablumminallah. Bisnis, akan senantiasa dikaruniai keuntungan dan keberkahan selama pelakunya tetap beriman kepada Allah. Keuntungan tersebut bukan semata-mata diukur dari nominalnya uang, tapi juga keberkahan dari rejeki tersebut.
2. Beramal sholeh, berkaitan dengan hablumminannas. Berbuat baik selama menjalankan usaha, tidak berat menolong mereka yang dalam kesulitan, katakanlah masalah permodalan, perizinan, relasi. Insya Allah, amal tersebut akan dibalas dengan keuntungan yang berlipat ganda.
3. Saling mengingatkan dalam kebenaran, berkaitan juga dengan habluminannas. Dalam berbisnis, kejujuran merupakan salah satu aspek yang sangat berharga. Kejujuran dapat mempererat relasi dengan mitra bisnis kita, sehingga wajar apabila ia dikatakan sebagai mata uang yang berlaku dimana-mana. Sebagai usahawan yang islami, kita perlu untuk saling mengingatkan sesama kita, agar selalu menjalankan usaha dalam koridor islam, misalnya menghindari praktek penyuapan, penyelundupan, penipuan, mengurangi timbangan, korupsi dan sebagainya. Senantiasa di jalan kebenaran, jalan yang diridhoi Allah, maka Allah akan menambah rezeki dan nikmat-Nya kepada kita.
4. Saling mengingatkan tentang sabar, juga berkaitan dengan habluminannas. Menjalankan usaha tidak terlepas dari masa cerah dan masa suram. Saat masa suram, misalnya penjualan menurun, dagangan sepi, ataupun saat ditimpa musibah seperti ditipu mitra bisnis, maka tugas kita adalah untuk saling mengingatkan agar bersabar. Semua kendala, hambatan dan masalah itu bisa diambil hikmahnya. Insya Allah dengan mengingatkan dalam kesabaran ini, akan terbuka pintu rezeki lain, menemukan celah pasar yang baru misalnya dengan menggeser paradigma (paradigma shifting), ataupun merubah positioning, segmentation dan differentiation produk kita.
Demikian uraian singkat ini, yang mana dapat kita simpulkan bahwa dari 4 kriteria agar tidak merugi tersebut di atas, 3 di antaranya adalah menyangkut hubungan antar manusia (habluminannas). Kesimpulan itu sungguh sesuai dengan konsep ekonomi, di mana ekonomi adalah kerja kolektif, kerja sosial. Setiap individu tidak akan bisa maju dan berkembang tanpa adanya interaksi dengan individu lain. Seperti sarang lebah, setiap bidang heksagon harus berinteraksi dengan bidang heksagon lain sehingga tercipta sarang berisi madu yang kuat dan bermanfaat bagi umat.
Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 69:
“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”
Subhanallah, Allahu akbar. Semoga bermanfaat
Wallahu alam bishawab.

Selasa, 14 Februari 2012

KEGAGALAN BUKAN ALASAN UNTUK BERPUTUS ASA

Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali dari kehancuran PD II untuk menjadi pengusaha ekonomi yang unggul saat ini? Dulu ketika masih anak-anak saya masih ingat bagaimana banyak orang ragu akan produk-produk Jepang yang dinilai murahan, tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang, seakan-akan sulit bagi kita untuk hidup tanpa barang-barang buatan Jepang di dalam rumah kita. Ini tidak hanya berlaku di negara kita saja, tetapi bahkan di seluruh dunia.
Orang-orang Jepang tidak menciptakan mobil. Tidak juga kamera, kulkas, televisi, AC, mesin cuci, penghisap debu, film atau sistem perangkat audio berkualitas tinggi. Mereka tidak menciptakan banyak benda. Yang mereka lakukan hanyalah “meniru,” menyempurnakan dan memperbaiki barang yang sudah ada. Mereka menggunakan “kreativitas” untuk menyempurnakan barang yang sudah ada, dan lihatlah kesuksesan mereka sekarang.
Jika Anda menyadari bahwa Anda tidak berhasil mencapai tujuan Anda pada suatu pekerjaan di mana Anda telah dilatih untuk melakukannya, latihlah atau lengkapi diri Anda dengan pekerjaan yang memberi peluang meraih sukses dimasa depan dengan lebih baik. Janganlah menggantungkan diri Anda pada satu ketrampilan saja. Ingat, manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru dan menerjuni bidang usaha lain. Jangan memercayai bahwa seseorang harus hidup dan mati dalam satu bidang saja. Jika orang lain dapat sukses, Anda juga bisa.
”Ketahuilah apa yang akan Anda lakukan, lakukanlah dan jangan menunda kembali. Jika Anda membuat kesalahan, buatlah kesalahan yang hebat. Seperti orang yang sampai di persimpangan jalan dan bertanya; arah manakah yang perlu saya tuju, arah sana atau sini? Pergi saja! Pilih satu arah dan pergilah. Unsur masa itu pasti ada. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat yang wajar,” Gum Rutt.
Mereka Sepantasnya Berputus Asa
1. Albert Einstein dikatakan, “Bolot, tidak suka bergaul, dan senantiasa hanyut dalam khayalan bodohnya.”
2. Henry Ford pernah gagal dalam bisnis dan bangkrut sebanyak 5 kali.
3. Semasa kuliah, Louis Pasteur adalah seorang mahasiswa sederhana di mana dia mendapat peringkat nomor 15 dari 22 orang mahasiswa lain dalam mata kuliah kimia.
4. Guru Thomas Edison pernah mengatakan bawa dia terlalu bodoh untuk belajar sesuatu.
5. Walt Disney pernah dipecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide.
6. Semasa Sylvester Stallone menjalani ujian di Universitas Dexel, dia diberitahu bahwa peluang masa depannya hanyalah sebagai seorang tukang reparasi elevator. Dengan demikian ayahnya yang sering memukul mengatakan bahwa dia adalah seorang anak yang tidak bisa diharapkan
7. Akio Morita, pendiri SONY Corporation adalah murid yang bodoh. Ia ­menempati peringkat terakir dari 180 murid di kelas ilmu pastinya.
8. Pendiri Federal Express pernah diberitahu bahwa idenya tidak masuk akal dan diberi nilai merah (tidak lulus) oleh profesor di universitasnya. Tiga ­puluh tahun kemudian, Federal Express menjadi sebuah perusahaan ­ekspedisi ekspres yang terbesar di dunia dengan 128.000 orang karyawan dan mempunyai modal lebih dari US$ 7 miliar.                                                                                                BAGAIMANA DENGAN KITA ???   ALLAH Menciptakan kita pasti memiliki tujuan dan pasti telah di lengkapi dengan segala kelebihan. tinggal bagaimana kita memposisikan diri dan mau menggali potensi tersembunyi yang telah kita miliki.                                                                                                  JANGAN MUDAH PUTUS ASA JANGAN TAKUT GAGAL.  SIAPAPUN DIRI KITA, AYO KITA BERKARYA, GALI POTENSI DIRI BERIKHTIAR SEKUAT KEMAMPUAN DAN YAKINLAH PERTOLONGAN ALLAH PASTI AKAN DATANG BERSAMA KEGIGIHAN DAN KESABARAN.
WALLAHUL MUSTA'AN.

Senin, 13 Februari 2012

MERAIH KESUKSESAN YANG HAKIKI

Saudaraku, untuk menjadi sukses itu tidaklah mudah, hanya dengan proses sedikit ? mungkin saja, kalo Allah Ta’ala menghendaki. Namun, secara fitrah dan sunnatullah kalo kita mau sukses harus pake ikhtiar dan usaha yang optimal, butuh waktu yang tidak sedikit, dan tentu saja butuh support doa yang oke. Tidak sekedar usaha tok, tapi usaha yang optimal dan sungguh-sungguh. gitu bro…
Untuk mencapai kemenangan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kiat-kiat sukses bagi kita yang mau mendapatkan KESUKSESAN yang haqiqi. KESUKSESAN yang haqiqi itu adalah kalo kita berhasil dan bahagia di AKHIRAT nanti. Itu berarti kita Juga suKseS di Dunia, bagaimana bisa? bisa aja, KESUKSESAN Dunia itu akan membawa keSukSesan Akhirat, bagaimanapun kondisinya di dunia itu….kalopun di dunianya, seseorang itu miskin, namun kalo di akhirat nanti ia masuk surga dan mendapatkan kebahagiaan , maka ke-miskin-annya itulah yang membuat dia sukses di dunia dan akhirat, miskin tapi sholeh…it’s good choice man…
Nih dia, tips2 yang Allah berikan buat kita ?
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan
Tuhan Menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar
QS. At-Taubah : 20 – 22
Subhanallah…
saudaraku, itulah salah satu tanda kasih sayang Allah ama kita, so … kalo emang kita pingin jadi orang sukses versi yang sebenarnya, yaitu kesuksesan dari Allah, maka marilah kita baca ayat-ayat di atas, kita hafalkan , kita pahami makna dan tafsirnya, serta kita berusaha untuk mengamalkan dalam setiap sisi dan setiap sudut kehidupan kita. Insya Allah akan sangat bermanfaat menambah catatan amal dan bekal kita dalam menghadap Allah Ta’ala di yaumul hisab nanti. dan Lebih baik lagi kalo kita ajarkan…biar nyambung pahalanya
Selamat Berjuang Untuk Kesuksesan yang Haqiqi
Jalan ke Surga itu Masih Panjang … So..let’s give the best to Allah…
CIRI SEORANG YANG SUKSES ITU TIDAK DIPANDANG DARI BANYAKNYA HARTA DAN TINGGINYA JABATAN SERTA BANYAKNYA GELAR. TETAPI DIA ADALAH SEORANG YANG TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA SERTA SENANTIASA MENEBAR KEBAIKAN DIMANAPUN BERADA SELALU BERMANFAAT BAGI SESAMA.
SUMBER ; TIPSOKE.

KIAT SUKSES LUAR BIASA

1. Knowledge Is Power.
Knowledge is power, jika anda mempunyai pengetahuan yang tepat maka anda punya kekuatan besar. Mengetahui ilmu yang tepat adalah sebuah kekuatan bagi anda.
Bayangkan saja, jika anda tahu dimana ada tambang emas yang siap ditambang ( dalam arti peluang yang bagus dan menghasilkan banyak uang ), Anda tahu caranya, resepnya, sistemnya, dan anda menguasainya dengan penerapan, maka anda sudah mempunyai power yang luar biasa. Jika anda merasa pengetahuan itu mahal, cobalah ketidaktahuan. :) Ketidaktahuan jauh lebih mahal harganya, seperti dikatakan, apa yang tidak anda ketahui tidak dapat menolong anda.
So knowledge is power? Yes, Tapi ingat, knowledge saja tidaklah cukup, perlu ada penerapannya, perlu ada kerjanya, untuk itu langkah kedua mengatakan:
2. Work is a pleasure.
Bekerja itu menyenangkan. Jika kita mampu membuat bekerja seperti sedang bermain, menyenangkan maka kita akan senang melakukan pekerjaan itu, dan ketika kita senang, maka kita akan sukses, uang akan mengikuti orang yang senang mengerjakan sesuatu yang ia suka kerjakan dengan sepenuh hati. Gabungkan dengan Knowledge is power diatas.
Jadi, anda harus mencari bidang usaha yang sesuai dengan passion anda, dengan kesukaan anda, hobi anda. Apa itu? Buat listnya tidak masalah. Jawab pertanyaan ini: Jika anda mempunyai tongkat ajaib, jika anda boleh sukses pada 1 bidang saja yang anda boleh pilih, maka bidang apakah yang akan anda pilih?, Jika ada 1 bidang dimana anda boleh sukses luar biasa dalam hidup anda, ingin sukses menjadi apakah anda?
Ketika saya bertanya pertanyaan ini, saya bayangkan jika saya boleh sukses di sesuatu hal, maka saya mau pilih sukses dimana? satu hal apa yang saya paling ingin menjadi sukses disana? Jika hanya bisa mencapai satu itu saja, maka saya sudah akan sangat puas karena pernah hidup didunia ini. Jawabannya adalah saya ingin menjadi pembicara sukses. Bicara didepan banyak orang, diundang kemana mana. :) Yah saya ingin itu, dan saya terus menerus mengembangkan keahlian saya supaya saya bisa menjadi pembicara dibidang saya.
Apa keinginan anda?
Saya sadar bahwa menjadi pembicara dibidang keahlian saya tidaklah selalu mudah, ada banyak kerja keras dan penolakan yang harus saya hadapi. :) Tapi saya tahu ada langkah yang ketiga:
3. Never Give up.
Jika sudah mempunyai knowledgenya, dan anda sudah mulai menerapkannya, sudah suka dengan apa yang harus anda kerjakan, dan mulai mengalami sukses sukses atau kegagalan kegagalan kecil, maka lakukan terus, never give up. Jika anda give up maka anda tidak akan menjadi sukses. Langkah ketiga ini juga sangat penting.
Hal yang sama dari semua orang sukses adalah mereka pantang menyerah. Sama seperti kisah dari Kolonel Sanders dengan ayam goreng kentuckynya, juga 7up, dan banyak lagi lainnya. Ada kegigihan dan sikap pantang menyerah disana. Lakukan lagi, ayo lakukan lagi, sekali lagi…
4. Nothing is impossible
Nah bagi orang yang punya knowledge yang tepat, menyenangi apa yang dilakukan, dan melakukannya terus, maka nothing is impossible. Percayalah bahwa segalanya adalah mungkin bagi orang yang sungguh sungguh ingin akan sesuatu dengan segenap jiwanya, dengan seluruh raganya, dengan semua doanya. Nothing is impossible.
5. No Pain No Gain.
Dan Terakhir, jika anda yakin bahwa itu bisa dicapai, anda bekerja keras dan menyenangi apa yang anda lakukan, Jangan pantang menyerah. Ketika anda akan sampai. So,No Pain No Gain. Akan ada pain ( kesakitan ), ada banyak malah, sepanjang jalan anda menuju piala anda. Ingat No Pain No Gain. Jika semua lancar lancar saja, jika semuanya mudah mudah saja, maka tentu impian anda mungkin terlalu kecil, mulailah berpikir hal-hal yang besar. Jangan takut akan kegagalan. Lakukan dengan kerja cerdas iringi dengan doa.
Yakinlah anda akan sukses, karena keyakinan adalah motivasi yang luar biasa.
Hadapi tantangan yang datang, Hayati karena dibalik tantangan akan ada pelajaran berharga, dan NIKMATI
karena KESUKSESAN adalah proses, perjalanan menuju puncak prestasi.
OK... Selamat menempuh perjalanan menuju puncak prestasi  menggapai SUKSES LUAR BIASA.
Sumber ; TIPSOKE.

KIAT SUKSES MENJADI PEMBICARA YANG BAIK

“ALLAH memberi kita dua telinga dan satu mulut, supaya kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara.”
“Pembicara yang baik adalah pendengar yang terbaik.”
Mendengar, ternyata bukan hanya “masuk kiri keluar kanan” atau sebaliknya. Mendengar ternyata benar-benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Mendengar adalah sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan titik-titik yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.
Stephen Covey si pengarang “Seven Habits” itu, mengungkapkan “most people do not listen with the intent to understand; they listen with the intent to reply”. Mendengar dengan lebih baik secara nyata akan membuka kemungkinan munculnya berbagai peluang baru.
Ada lima kendala dalam proses mendengar. Semua kendala ini akan menjadikan proses mendengar menjadi tidak efektif. Kelima kendala itu adalah:
- Preoccupation
- Preconceived ideas
- Talking too much
- Thinking of responses, dan
- A lack of interest.
Proses mendengar akan menjadi lebih efektif jika kita berhasil mengatasi kendala-kendala di atas. Kendala-kendala itu bisa muncul sendiri-sendiri, gabungan atau bersama-sama.
PREOCCUPATION
Preoccupation atau preokupasi, adalah situasi di mana seseorang sedang “sibuk” dengan sebuah urusan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik pembicaraan. Sebagai contoh, kondisi ini bisa dialami oleh seorang istri yang ditanya suaminya tentang urusan sekolah anak sementara sang istri itu sedang memelototi film India kesukaannya. Atau, kondisi ini juga bisa dialami oleh seorang rekan kerja yang tengah sibuk mengetik proposal penjualan kemudian ditanya tentang di mana letak ordner penjualan bulan lalu.
Kendala ini berakar pada kekhawatiran alamiah kita berkaitan dengan sesuatu yang harus dikerjakan atau harus diselesaikan. Pada dasarnya, ketidakmampuan kita untuk bersikap rileks dan tetap berkonsentrasi pada saat yang sama akan memunculkan hambatan untuk berfokus pada realitas “di sini” dan “saat ini”. Apa yang terjadi dalam situasi ini barulah sebuah proses “mendengar” dan sama sekali belum “menyimak”.
Preokupasi adalah kendala terbesar dalam proses mendengar. Beberapa studi menunjukkan bahwa 40% dari waktu kita digunakan untuk memikirkan masa lalu, 40% untuk memimpikan berbagai kejadian di masa depan dan hanya 20% untuk berfokus pada situasi sekarang.
Preokupasi adalah juga sebuah fenomena pelarian sementara dari realitas atau kenyataan.
Dalam situasi yang menekan, kita akan cenderung tenggelam dalam mengingat-ingat masa lalu yang lebih indah dan nikmat.
Kendala ini hanya bisa diperbaiki apabila kita memahami fakta tentang kecenderungan setiap orang untuk terpeleset ke dalam keadaan yang setengah melantur.
Jika anda mengalaminya, kendala ini bisa diatasi dengan beberapa teknik berikut:
  1. Lupakan. Bila sesuatu itu tidak terjadi sekarang dan di sini, dan kita tidak bisa
    menyentuh,merasakan atau memperbaikinya – lupakan saja. Itu sudah terjadi
    dan tidak bisa kembali lagi.
    Jika itu memang buruk, petik saja hikmahnya dan perbaiki di masa depan.
    Jangan buang waktu berjam-jam hanya untuk menebak-nebak. Jika Anda tetap
    memaksa, maka hal itu hanya akan meningkatkan gejala preokupasi dan
    menambah frustrasi.
  2. Bangun rutinitas. Ketidakpastian di masa depan akan menciptakan
    kekhawatiran. Ciptakan rutinitas untuk mengurangi beban selalu mengingat-
    ingat apa yang harus dikerjakan dan kapan mengerjakannya.
    Cobalah implementasikan hal ini secara harian.
  3. Don’t sweat the small stuff (Anda mungkin pernah membaca sebuah buku
    dengan judul ini).
    Jika mobil Anda sudah tidak pernah dicuci sejak dua bulan yang lalu, ya sudah
    biarkan saja.
    Berfokuslah pada hal-hal lain yang jauh lebih penting. Saat sekarang. Jangan lagi fokus pada masa lalu.
  4. Delegasikan. Usahakan orang lain ikut ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
    Anda. Ini akan meringankan beban mental Anda.
  5. Buat catatan. Mengingat segala sesuatu sampai ke hal-hal yang kecil adalah
    beban berat.
    Sediakan selalu buku kecil atau post-it di dekat Anda untuk keperluan mencatat.
  6. Ambil nafas panjang, rileks dan tersenyumlah. Berbagai hal jarang sekali lebih
    serius daripada apa yang terlihat. Berbagai masalah biasanya lebih berat di
    kepala daripada dipundak. Dengan hal seremeh ini, kemampuan Anda dalam
    mendengar akan seratus kali lebih efektif.
PRECONCEIVED IDEAS
Gejala inilah yang melahirkan istilah “pikiran sempit atau cetek”, “keras kepala” atau “masuk kiri keluar kanan” atau malah “otak udang” dan “otak di dengkul”. Preconceived ideas adalah berbagai ide dan gagasan atau pemahaman yang sudah terlanjur mendominasi pemikiran seseorang. Kendala ini mengakibatkan munculnya penolakan terhadap berbagai input baru ke dalam pemikiran. Kendala ini juga berhubungan dengan ego, rasa tidak nyaman dan kemalasan.
Gejala yang bisa dilihat dari keberadaan kendala ini adalah kecenderungan untuk menggeneralisir dan bereaksi tanpa fakta-fakta yang lengkap. Jelas, hal ini menghambat efektifitas proses mendengar.
Apa yang terjadi, adalah mendengar akan tetapi tidak menyerap informasi yang dibutuhkan dan bereaksi dengan tepat. Jika Anda dihinggapi kendala ini, Anda cenderung tidak suka ditantang dan tidak suka mengubah sikap. Rasa tidak nyaman yang ada pada diri Anda akan menghambat setiap input yang akan mempengaruhi atau merubah rasa nyaman Anda. Anda akan cenderung tidak bisa diakses dan tidak sabaran. Teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:
  1. Berhentilah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang tentang Anda dan
    mulailah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang
    . Mendengarkan pembicaraannya.
  2. Sediakan waktu dan bertanyalah. Lihatlah proses menerima input sebagai
    suatu proses belajar yang menyenangkan. Berhentilah memuja status quo.
    Berhenti mendengar berarti berhenti belajar.
  3. Perlakukan tantangan dan komentar orang lain sebagai penghargaan. Tidak
    perlu takut salah.
    Jika orang tidak menganggap Anda penting, mereka tidak akan menantang atau
    berkomentar.
  4. Ingatlah bahwa aturan bisa berubah. Sekalipun Anda sudah pernah
    menghadapinya, tidak berarti Anda masih bermain di arena yang sama. Apa
    yang tidak Anda ketahui bisa melukai Anda. Segala sesuatu pasti berubah.
  5. Berjalanlah agak jauh dengan sepatu orang lain . Belajarlah untuk sensitif.
TALKING TOO MUCH
The more you talks, the less you listen. The more you talks, the less others will listen.
Seseorang yang terlalu banyak berbicara cenderung dilatarbelakangi oleh rasa bersalah, takut, khawatir, tidak nyaman atau sifat egois. Orang yang talkoholic merasa bahwa mereka harus bicara, wajib bicara, hanya untuk mendengar dirinya sendiri berbicara.
Efek samping dari berbicara terlalu banyak adalah hilangnya dialog yang penuh arti karena pihak lain yang log out. Orang lain justru akan mengabaikannya. Jika Anda merasa terlalu banyak berbicara, teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:
  1. Pikirkan dahulu sebelum berbicara. Jika tidak, bicara Anda bisa jadi malah
    membingungkan.
    Siapkan kerangka dari poin-poin yang hendak Anda sampaikan. Hindari
    percampuran isu.
  2. Evaluasi signifikansi dari pernyataan Anda. Jika waktu Anda sempit, jangan
    ungkapkan sesuatu dengan berputar-putar.
  3. Biarkan orang lain menguasai forum terlebih dahulu. Anda mendengar, Anda
    belajar
    .
    Dengan mendengarkan orang lain terlebih dahulu, Anda mungkin akan
    menemukan bahwa pemikiran Anda tidak relevan, tidak cocok atau bahkan
    memalukan. Seorang pegawai yang akan Anda pecat, jika diberi kesempatan
    untuk berbicara, mungkin justru akan mengajukan pengunduran diri.
    Ongkosnya, bisa jadi jauh lebih murah.
  4. Kendalikan mulut Anda. Mulut Anda harimau Anda. Segelas minuman di dekat
    Anda bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus. Gelas itu bisa menunda
    bicara Anda.
  5. Bertanyalah. Pertanyaan yang benar dan relevan akan mengatakan pada orang
    lain bahwa Anda menyimak.
  6. Biarkan orang lain jadi bintang panggung. Buatlah orang lain menikmati lampu
    sorot.
    Biasakan sharing dengan orang banyak. Lebih mudah mendengarkan dari
    banyak orang dari pada hanya satu mulut yang harus didengarkan.
  7. Makin banyak bicara akan makin banyak mengabaikan. Makin banyak bicara,
    makin besar kemungkinan salah omong. Jika ragu, lebih baik diam.
  8. Batasi waktu. Jika Anda muncul kemudian orang lain bersembunyi atau
    menghindar, itu mungkin tanda bahwa Anda terlalu banyak berbicara dan
    kurang mendengarkan. Tunjukkan bahwa Anda punya prioritas lain. Ciri
    komunikasi yang sehat adalah seimbangnya proses memberi dan menerima
    informasi. Pembicara harus membuat orang lain mendengar dan pendengar
    harus membuat orang lain berbicara.
THINKING OF RESPONSES
Kendala ini sering disebut dengan “bigger fish syndrome“, yaitu kesulitan untuk menjaga kesinambungan pernyataan. Untuk melanjutkan pernyataan, seseorang biasanya masih dipengaruhi atau diokupasi oleh pernyataan lawan bicara sebelumnya. Bahaya dari kendala ini adalah dampaknya terhadap ego dan hubungan baik.
Anda harus mengetahui apakah pernyataan Anda memperkuat atau malah melemahkan pernyataan Anda yang lain.
Kendala ini berhubungannya dengan kendala “terlalu banyak berbicara”. Maka, Anda harus mengukur tingkat kepentingan dan relevansi dari setiap pernyataan Anda. Dalam banyak hal, sindrom “the bigger fish story” akan menciptakan perlombaan bicara yang menyimpang dari maksud awalnya. Lebih jauh lagi, situasi itu akan berkembang menjadi
percakapan yang “tulalit”.
A LACK OF INTEREST
Kendala ini adalah kendala yang paling susah dijinakkan. Manusia cenderung mengaitkan sesuatu hanya dengan hal-hal yang dimengerti, dengan orang atau dengan sesuatu yang bisa memberi manfaat secara pribadi. Jika sesuatu tidak menarik, Anda cenderung akan mengabaikannya. Padahal, bisa jadi yang tidak menarik itu dapat merubah nasib Anda.
Adalah lebih mudah untuk mendengarkan tentang kenaikan gaji atau kenaikan penjualan. Mengapa? Sebab hal-hal itu memang lebih mudah dimengerti dan mempunyai akibat langsung yang bisa diukur.
Kendala ini hanya muncul apabila Anda beranggapan bahwa pesan yang disampaikan, bahkan pengantar pesan itu sendiri, adalah tidak penting atau tidak relevan.
Jika Anda tidak memiliki ketertarikan, maka Anda tidak akan mendengarkan. Dan satu hal lagi, itu pasti kelihatan. Sinyal itu akan menunjukkan bahwa Anda kurang respek terhadap pernyataan orang lain.
Jika Anda belum bisa berbicara sistematis, atau jika Anda sering mengalami kekakuan dalam pembicaraan, atau jika Anda sering mengalami keheningan dalam pembicaraan karena Anda tidak tahu apa lagi yang harus dibicarakan, atau jika Anda sering berbicara hal-hal yang sebenarnya di luar konteks, teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:
  1. Carilah kesamaan dan persamaan. Setiap orang pasti memilikinya.
    Hampir semua orang pasti punya anak, pernah bersekolah, punya hobi, punya
    keluarga atau mungkin suka berolahraga. Bicaralah tentang semua itu. Hasilnya,
    Anda akan semakin akrab.
  2. Bertanyalah dalam rangka belajar. Anda bisa mendalami pemahaman orang lain
    dengan bertanya. Sekaligus, ini adalah salah satu cara untuk menemukan
    kesamaan dan persamaan.
  3. Hargai orang lain sebagai dirinya, jangan pekerjaannya. Artinya,
    Anda juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi orang lain.
    Mungkin, Anda adalah seorang eksekutif puncak. Akan tetapi jika ada
    kondangan, mungkin Anda harus tetap memakai batik atau baju koko.
Mendengar ternyata tidak mudah.
Tidak mendengar, Anda tidak belajar.
Tidak mendengar dengan lebih baik, Anda tidak makin pintar.    Semoga kita mampu menjadi pendengar yang baik dimanapun berada. 
Sumber ; WORDPRESS.COM.

Minggu, 12 Februari 2012

SIAP JADI MASTER ??? SIAPAPUN PASTI BISA !!!

Menjadi seorang master mungkin terdengar sesuatu yang sulit. Butuh pengorbanan, butuh perjuangan bahkan mungkin butuh modal yang gila-gilaan. Padahal menjadi seorang master itu gak sulit kok. Kenapa kok selama ini terlihat sulit? Itu karena kita membayangkan bidang yang tidak kita sukai.
Saat kita melihat Master Chef, maka biasanya secara otomatis kita membayangkan diri kita yang cuma bisa masak nasi dan mie instant, lalu mencoba memasak masakan yang namanya aja kita nggak hafal. Ditambah lagi kita nggak minat sama sekali sama resep-resep masakan. Kita lebih berminat mencicipinya daripada membuatnya hehehe.. Maka sudah pasti jadi master chef adalah hal yang sulit dan susahnya bukan main.
Saat kita melihat Master Sulap, otomatis kita bayangkan diri kita yang jadi pesulap. Lha melihat aja kita udah bengong-bengong, gimana mau menjalankannya? Jadi tak heran kita langsung bilang manjadi Master Sulap itu adalah hal yang luar biasa.
Padahal sebenarnya semua orang bisa jadi master. Ya, saya bilang semuanya. Kenapa kok mereka yang diakui sebagai master itu sedikit? Karena memang tidak banyak orang yang mengenali dirinya sendiri. Entah sudah berapa banyak orang yang saya tanya selalu gagal menjawab pertanyaan sederhana ini:
“Bidang apa yang paling anda kuasai?”
Hayoo, coba anda tanya diri anda sendiri. Bidang apa yang paling saya kuasai. Jika jawaban anda lebih dari satu, itu artinya anda belum paham siapa anda. Biar makin yakin saya tulis lagi, jika jawaban anda lebih dari satu artinya anda belum paham siapa sih diri anda itu.
Lebih dari satu aja sudah bisa dibilang tidak mengenal diri sendiri, apalagi yang jawabnya macam-macam. hehehe..
Manusia punya kelemahan, manusia juga punya kelebihan. Betul? Pertanyaannya kemudian adalah sudahkah kita tahu yang mana yang merupakan kelemahan dan yang mana yang kelebihan. Seringkali kita kehilangan definisi tentang kelebihan dan kekurangan. Banyak jawaban seperti ini ketika saya tanya, “Kenapa anda anggap itu sebagai kelebihan?”. Rata-rata jawabnya
“Karena kata istri saya saya berbakat disini. Kata ibu saya saya hebat dibidang ini, dst”
Padahal sebuah kelebihan itu bukan kata si ini dan si anu. Kelebihan atau Bakat itu adalah hasrat. Saat anda begitu menyukai kegiatan tertentu, anda rela belajar mendalaminya sesulit apapun itu, maka itulah bidang yang menjadi kelebihan anda. Tak peduli apa kata orang lain.
Lha kita ini kan sukanya nanggung. Di satu sisi kita suka banget memancing, tapi hasil riset bilang kalau saat ini yang lagi trend itu bisnis properti. Akhirnya guna memenuhi keinginan dapat duit banyak, kita memilih belajar property yang soal harga rumah aja kita nggak bisa pastikan pantasnya berapa. Dan hobby memancing ditinggal dulu karena kita merasa tidak menguntungkan. Kita lebih suka sibuk meningkatkan kekurangan dan fokus pada kekurangan, daripada mengasah apa yang sudah jadi kelebihan.
Untuk kasus diatas, bukankah akan lebih cepat jadi uang kalau anda mulai berpikir bagaimana membuat sebuah fishing tour yang keren dengan tempat-tempat rahasia yang sering anda kunjungi? Bukankah lebih baik anda belajar bagaimana membuat umpan yang maknyus dan menjual resepnya? Akan lebih baik jika anda mengalokasikan modal untuk membuka toko peralatan pancing lengkap dengan kursus memancing untuk segala kondisi.
So, jadilah master di bidang yang anda sukai. Maka anda akan lebih mudah mendapatkan pengakuan dan soal rejeki biarlah Sang pemberi Rejeki yang mengaturnya untuk kita.   INGIN PERUBAHAN ? Menjadi yang terbaik ???  Ayo... asah kemampuan diri. Awali dengan BISMILLAAH. WALLAHUL MUSTA'AN.
BY ; LUTVI AVANDI

Sabtu, 04 Februari 2012

URGENSI ILMU SYARIAH BAGI SEORANG MUSLIM

Beberapa waktu terakhir ini, kebutuhan akan ilmu keislaman khususnya syariat Islam terasa sangat kuat. Sebab semakin hari umat ini semakin sadar pentingnya syariat Islam untuk dijadikan landasan dalam kehidupan. Secara lebih rinci, berikut ini adalah beberapa pandangan yang ikut mendorong pentingnya kita mengusai syariah. Karena Syariah tidak hanya ada dalam ibadah ritual saja tetapi juga ada dalam bermuamalah. Syariah merupakan hukum ALLAH yang harus ditegakkan di muka bumiNYA. Dan bagi kita yang mengaku muslim wajib mentaati syariahNYA.
1. Mengenal Syariah : Bagian dari Identitas Ke-Islaman Seseorang
Seorang muslim dengan seorang non muslim tidak dibedakan berdasarkan KTP-nya. Juga bukan berdasarkan ras, darah, golongan, bahasa, kebangsaan atau keturunan tertentu.Tetapi berdasarkan apa yang diketahuinya tentang ajaran Islam serta diyakini kebenarannya.
Tidak mungkin seorang bisa dikatakan muslim manakala dia tidak mengenal Allah SWT. Dan tidak-lah seseorang mengenal Allah SWT, manakala dia tidak mengenal ajaran-Nya serta syariat yang telah diturunkan-Nya.
Sehingga mengetahui ilmu-ilmu syariat merupakan bagian tak terpisahkan dari status keislaman seseorang. Maka sudah seharusnya seorang muslim menguasai ilmu syariah, karena syariat itu merupakan penjabaran serta uraian dari perintah Allah SWT kepada hamba-Nya
2. Allah SWT Mewajibkan Setiap Muslim Belajar Syariah
Mempejari Islam adalah kewajiban pertama setiap muslim yang sudah aqil baligh. Ilmu-ilmu ke-Islaman yang utama adalah bagaimana mengetahui MAU-nya Allah SWT terhadap diri kita. Dan itu adalah ilmu syariah. Allah SWT berfirman :
...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama) jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl : 43)
Paling tidak, setiap muslim wajib melakukan thaharah, shalat, puasa, zakat dan bentuk ibadah ritual lainnya. Dan agar ibadah ritual itu bisa syah dan diterima oleh Allah SWT, tidak boleh dilakukan dengan pendekatan improvisasi atau sekedar menduga-duga semata. Harus ada dasar dan dalil yang jelas dan kuat. Karena ibadah ritual itu tidak boleh dilakukan kecuali sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dan penjelasan secara rinci dan detail tentang bagaimana format dan bentuk ibadah yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh beliau hanya ada dalam syariat Islam.
3. Syariah Adalah Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah
Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran yang terdiri dari 6.600-an ayat dan Al-Hadits yang berjumlah ratusan ribu hadits. Namun bagaimana mengambil kesimpulan hukum atas suatu masalah dengan menggunakan dalil-dalil yang sedemikian banyak, harus ada sebuah metodologi yang ilmiyah
Ilmu syariah telah berhasil menjelaskan dengan pasti dan tepat tiap potong ayat dan hadits yang bertebaran. Dengan menguasai ilmu syariah, maka Al-Quran dan As-Sunnah bisa dipahami dengan benar sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkannya.
Sebaliknya, tanpa penguasaan ilmu syariah, Al-Quran dan Sunnah bisa diselewengkan dan dimanfaatkan dengan cara yang tidak benar. Ilmu Syariah adalah kunci untuk memahami Al-Quran dan As-Sunnah dengan metode yang benar, ilmiyah dan shahih.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pencuri harus dipotong tangannya, pezina harus dirajam, pembunh harus diqishash dan seterusnya. Memang demikian zahir nash ayat Al-Quran. Namun benarkah semua pencuri harus dipotong tangan ? Apakah semua orang yang berzina harus dirajam ? Apakah semua orang yang membunuh harus dibunuh juga ?
Di dalam Syariah Islam akan dijelaskan pencuri yang bagaimanakah yang harus dipotong tangannya. Tidak semua orang yang mencuri harus dipotong tangan. Ada sekian banyak persyaratan yang harus terpenuhi agar seorang pencuri bisa dipotong tangan. Misalnya barang yang dicuri harus berada dalam penjagaan, nilainya sudah memenuhi batas minimal, bukan milik umum dan lainnya. Bahkan kriteria seorang pencuri tidak sama dengan pencopet, jambret, penipu atau koruptor.
Demikian juga dengan pezina, tidak semua yang berzina harus dihukum rajam. Selain hanya yang sudah pernah menikah, harus ada empat orang saksi lakil-laki, akil, baligh, dan menyaksikan secara bersama di waktu dan tempat yang sama melihat peristiwa masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan perempuan. Tanpa hal itu, hukum rajam tidak boleh dilakukan. Kecuali bila pezina itu sendiri yang menyatakan ikrar dan pengakuan atas zina yang dilakukannya. Dan yang paling penting, hukum rajam haram dilakukan kecuali oleh sebuah institusi hukum formal yang diakui dalam sebuah negara yang berdaulat.
Dan hal yang sama juga berlaku pada hukum qishash dan hukum-hukum hudud lainnya. Sebuha tindakan hukum yang hanya berlandaskan kepada satu dua dalil tapi tanpa kelengkapan ilmu syariah justru bertentangan dengan hukum Islam sendiri.
4. Ilmu Syariah Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam
Dibandingkan dengan masalah aqidah, ahlaq atau pun bidang lainnya, masalah syariah dan fiqih menempati porsi terbesar dalam khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman. Bahkan yang disebut dengan `ulama` itu lebih identik sebagai orang yang ahli di syariah ketimbang ahli di bidang lainnya.
Sehingga sebagai ilmu yang merupakan porsi terbesar dalam ajaran Islam, ilmu syariah ini menjadi penting untuk dikuasai. Seorang muslim itu masih wajar bila tidak menguasai ilmu tafsir, hadits, bahasa Arab, Ushul Fqih, Kaidah Ushul dan lainnya. Tetapi khusus dalam ilmu syarriah khususnya fiqih, nyaris mustahil bila tidak dikuasai, meski dalam porsi yang seadanya. Sebab tidak mungkin kita bisa beribadah dengan benar tanpa menguasai ilmu fiqih ibadah itu sendiri.
Memang tidak semua detail ilmu syariah wajib dikuasai, namun untuk bagian yang paling dasar seperti masalah thaharah, shalat, nikah dan lainnya, mengetahui hukum-hukumnya adalah hal yang mutlak.
5. Tinginya Kedudukan Orang Yang Menguasai Syariah
Allah SWT telah meninggikan derajat orang yang memiliki ilmu syariah dengan firman-Nya :
...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Maidah : 11)
Sehingga tampuk kepemimpinan skala mikro dan makro menjadi hak para ahli ilmu syariah. Seorang imam shalat diutamakan orang yang lebih mendalam pemahamannya. (afqahuhum). Bukan yang lebih tua, sudah menikah, lebih senior dalam struktur pergerakan, lebih tenar atau lebih punya kepemiminan. Namun imam shalat hendaklah orang yang lebih faqih dalam masalah agama.
Demikian juga hal yang terkait dengan kepemimpinan umat, yang lebih layak diangkat adalah mereka yang lebih punya kepahaman terhadap syarait. Sejak masa shahabat dan14 abad perjalanan umat, yang menjadi pemimpin umat ini adalah orang-orang yang paham dan mengerti syariah. Paling tidak, para khalifah dalam sejarah Islam selalu didampingi oleh ulama dan ahli syariah
6. Tidak Paham Syariah Adalah Akar Perpecahan
Para ulama syariah terbiasa berbeda pendapat, karena berbeda hasil ijtihad sudah menjadi keniscayaan. Namun mereka sangat menghormati perbedaan diantara mereka. Sehingga tidak saling mencaci, menjelekkan atau menafikan.
Sebaliknya, semakin awam seseorang terhadap ilmu syariah, biasanya akan semakin tidak punya mental untuk berbeda pendapat. Sedikit perbedaan di kalangan mereka sudah memungkinkan untuk terjadinya perpecahan, pertikaian, bahkan saling menjelekkan satu sama lain.
Hal itu terjadi karena seseorang hanya berpegangan kepada dalil yang sedikit dan parsial. Tetapi merasa sudah pandai dan paling benar sendiri. Padahal dalil yang diyakininya paling benar itu masih harus berhadapan dengan banyak dalil lainnya yang tidak kalah kuatnya. Jadi bagaimana mungkin dia merasa paling benar sendiri ?
Paling tidak, dengan mempelajari ilmu syariah, kita jadi tahu bahwa pendapat yang kita pegang ini bukanlah satu-satunya pendapat. Di luar sana, masih ada pendapat lainnya yang tidak kalah kuatnya dan sama-sama bersumber dari kitab dan sunnah juga. Maka kita jadi memahami perbandingan mazhab di kalangan para fuqaha, sebab mereka memang punya kapasitas untuk melakukan istimbath hukum dengan masing-masing menhaj / metodologinya
7. Keberadaan Ahli Syariah Sangat Menentukan Eksistensi Umat Islam
Agama Islam telah dijamin tidak akan hilang dari muka bumi sampai kiamat, namun tidak ada jaminan bila umatnya mengalami kemunduran dan kejatuhan. Sejarah membuktikan bahwa mundurnya umat Islam terjadi manakala para ulama telah wafat dan tidak ada lagi ahli syariah di tengah umat.
Sebaliknya, bila Allah SWT menghendaki kebaikan pada umat Islam, niscaya akan dimulai dari lahirnya para ulama dan kembali manusia kepada syariat-Nya.
8. Tipu Daya Orientalis dan Sekuleris Sangat Efektif Bila Lemah di Bidang Syariah
Racun pemikiran Orientalis dan Sekuleris tidak akan mempan bila tubuh umat diimunisasi dengan pemahaman syariah
Bila tingkat pemahaman umat terhadap syariah lemah, maka dengan mudah pemikiran orientalis akan merasuk dan menjangkiti fikrah umat. Sebaliknya, bila umat ini punya tingkat pemahaman yang mendalam terdapat ilmu syariah, semua tipu daya itu akan menjadi mentah.
Pemahaman syariat Islam akan menjadi filter atas kerusakan fikrah umat. Sebaliknya, semakin awam dari syariat, umat ini akan semakin menjadi bulan-bulanan pemikiran yang merusak.
9. Tanpa Ilmu Syariah Bisa Melahirkan Sikap Ekstrim Membabi Buta
Sikap-sikap ekstrim dan keterlaluan dalam pelaksanaan agama seringkali menimpa banyak umat Islam. Barangkali niatnya sudah baik, yaitu ingin menjalankan ajaran agama. Tetapi bila semangat itu tidak diiringi dengan ilmu syariah yang benar, sangatbesar kemungkinan terjadi kesalahan fatal yang merugikan.
Dahulu di masa shahabat ada seorang yang terluka di kepala. Seharusnya dia tidak boleh mandi karena parah sakitnya. Namun dia berjunub pada malamnya dan pagi hari dia bertanya kepada temannya, apakah dia harus mandi atau tidak. Temannya mengatakan bahwa dia harus mandi. Lalu mandilah dia dan tidak lama kemudian meninggal. Betapa sedih Rasulullah SAW tatkala mendengar kabar itu. Sebab teman yang memberi fatwa itu bertindak tanpa ilmu dan menyebabkan kematian. Padahal seharusnya dalam kondisi demikian, cukuplah dengan bertayammum saja. Maka dia sudah boleh shalat. Tidak wajib mandi junub meski malamnya keluar mani.
10. Keharusan Ada Sebagian Dari Ummat Yang Mendalami Syariah
Kalau kita bandingkan antara jumlah orang awam dan jumlah para ulama, kita akan menemukan perbandingan yang jauh dari proporsional. Dengan kata lain, ulama di masa sekarang ini termasuk `makhluk langka` bahkan nyaris punah.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan atas jasa mereka selama ini, namun kenyataanya bahwa kebanyakan tokoh agama serta para penceramah yang kita dapati masih minim dari penguasan secara mendetail dalam kisi-kisi ilmu syariah. Tidak sedikit dari mereka yang sama sekali buta bahasa arab. Dan otomatis rujukan satu-satunya hanya buku terjemahan saja. Bahkan ketika membaca Al-Quran pun tidak paham maknanya. Apalagi membaca hadits-hadits nabawi. Dan jangan ditanya bagaimana mereka bisa merujuk kepada kajian syariah Islam dari para fuqaha sepanjang sejarah, karena nyaris semua literaturnya memang dalam bahasa arab.
Lalu kita bisa pikirkan sendiri bagaimana kualitas umatnya bila para tokoh agama pun masih dalam taraf yang kurang membahagiakan itu ?
Maka memperbanyak jumlah ulama serta menyebar-luaskan ilmu-ilmu syariah menjadi hal yang mutlak dilakukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT tentang keharusan adanya sekelompok orang yang berkonsentrasi mendalami ilmu-ilmu syariah.
Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya . Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(QS. At-Taubah : 122)
11. Masuk Islam Secara Kaaffah : Mustahil Tanpa Syariah
Sebagai muslim yang baik, komitmen dan konsisten dalam memeluk agama Islam, tentu kita tahu bahwa kita wajib menerima Islam secara kaaffah, tidak sepotong-sepotong. Allah SWT telah memerintahkan hal dalam firman-Nya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al-Baqarah : 208)
Tapi bagaimanakah kita bisa menjalankan Islam secara kaaffah, kalau kita tidak bisa membedakan manakah diantara perbuatan itu yang termasuk bagian dari Islam atau bukan ?
Sebab seringkali kita dihadapkan kepada bentuk-bentuk pengamalan yang disinyalir sebagai islami, tetapi kita tidak tahu kedudukan yang sesungguhnya. Katakanlah sebagai contoh mudah misalnya tentang memahami perbuatan Rasulullah SAW. Apakah semua hal yang dilakukan oleh beliau itu menjadi bagian langsung dari syariat agama ini ? Ataukah ada wilayah yang tidak termasuk bagian dari syariat ?
Lebih rinci lagi, kita dapati dalam hadits bahwa Rasulullah SAW naik unta, minum susu kambing mentah, istinja` dengan batu, khutbah memegang tongkat, di rumahnya tidak ada wc dan seterusnya. Apakah hari ini kita wajib melakukan hal yang sama dengan beliau sebagai pengejawantahan bahwa Rasululah SAW adalah suri teladan ? Apakah kita juga harus naik unta ? Haruskah kita minum susu kambing yang tidak dimasak dahulu ? Apakah para khatib wajib berkhutbah sambil memegang tongkat ? Dan tegakah kita berintinja` hanya dengan batu ? Dan haruskah kita buang air di alam terbuka, karena dahulu Rasulullah SAW melakukannya ?
Tentu kita perlu merinci lebih detail, manakah dari semua perbuatan dan perkataan beliau SAW yang menjadi bagian dari syariah dan mana yang secara kebetulan menjadi hal-hal teknis semata, peradaban zaman di kala itu. Dan untuk itu, harus ada sebuah metodologi yang bisa dijadikan patokan. Metodologi itu adalah syariat Islam.
Dengan syariat Islam, kita bisa memilah dan menentukan manakah dari diri Rasulullah SAW yang menjadi bagian dari ajaran Islam, yang harus kita aplikasikan dalam menjalani kehidupan. Dan manakah yang hanya faktor kebetulan dan teknis semata pada masa itu.
Penutup
Itulah beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama. Betapa syariat Islam ini memang perlu kita pelajari dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu menunggu dan membuang waktu. Sekaranglah waktu yang tepat untuk mulai belajar. Semoga Allah SWT memudahkan jalan kita masuk surga karena kita telah menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu keislaman selama di dunia ini.
Hanadallahu Wa Iyyakum Ajma`in

BEDANYA ASURANSI SYARIAH DENGAN KONVENSIONAL


Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (al birri wat taqwa). Konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam setiap perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad takafuli) yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di dalam menghadapi resiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk, sebagaimana firman Allah SWT yang memerintahkan kepada kita untuk taawun (tolong menolong) yang berbentuk al birri wat taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang taawun dalam bentuk al itsmi wal udwan (dosa dan permusuhan).
Firman Allah dalam surat al-Baqarah 188, 'Dan janganlah kalian memakan harta di antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu tahu." Hadist Nabi Muhammad SAW, "Mukmin terhadap mukmin yang lain seperti suatu bangunan memperkuat satu sama lain," Dan "Orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila satu anggota badan menderita sakit, maka seluruh badan merasakannya.
 Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan ausransi.
Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya adalah sebagai berikut:
Akad (Perjanjian)
Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).
Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalam kitabnya "Majmu Fatwa" menyatakan bahwa akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang disukainya. Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakan harganya dan penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajib melakukan hal-hal berikut: I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP dan polis). I% Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang bertransaksi (akad tadabuli atau akad takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah pihak. I% Para saksi harus cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saat diminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari firman Allah SWT, surat al-Baqarah ayat 282).
Gharar (Ketidakjelasan) 
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.  
Tabarru dan Tabungan
Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong.
Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

Maisir (Judi) 
Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan."
Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang dibayarkannya.
Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.
Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)
Dana Hangus 
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.
Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dan dirugikan).
Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.
Konsep Taawun Dalam Asuransi Syariah
Sebagian para ahli syariah meyamakan sistem asuransi syariah dengan sistem aqilah pada zaman Rasulullah SAW. Dr. Satria Effendi M.Zein dalam makalahnya mendefinisikan takaful dengan at takmin, at taawun atau at takaful (asuransi bersifat tolong menolong), yang dikelola oleh suatu badan, dan terjadi kesepakatan dari anggota untuk bersama -sama memikul suatu kerugian atau penderitaan yang mungkin terjadi pada anggotanya. Untuk kepentingan itu masing-masing anggota membayar iuran berkala (premi). Dana yang terkumpul akan terus dikembangkan, sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan di atas, bukan untuk kepentingan badan pengelola (asuransi syariah). Dengan demikian badan tersebut tidak dengan sengaja mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri. Disini sifat yang paling menonjol adalah tolong-menolong seperti yang diajarkan Islam.
Dewan Pengawas Syariah 
Pada asuransi syariah seluruh aktivitas kegiatannya diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan bagian dari Dewan Syariah Nasional (DSN), baik dari segi operational perusahaan, investasi maupun SDM. Kedudukan DPS dalam Struktur oraganisasi perusahaan setara dengan dewan komisaris.
Itulah beberapa hal yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi konvensional. Apabila dilihat dari sisi perbedaannya, baik dari sisi ekonomi, kemanuasiaan atau syariahnya, maka sistem asuransi syariah adalah yang terbaik dari seluruh sistem asuransi yang ada.
MARI BERGABUNG DI KOMUNITAS  '' CINTA SYARIAH ''
Sumber: Proteksi, No.184/Mei 2006/Tahun XXVII

MENGENAL KONSEP DASAR ASURANSI SYARIAH

Pengantar:Indonesia merupakan Negara, di mana mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Namun demikian, perkembangan produk-produk dengan prinsip syariah baru berkembangn kurang lebih 3-4 tahun yang lalu, salah satunya adalah produk asuransi syariah yang dipelopori oleh PT Asuransi Takaful Indonesia yang berdiri pada tahun 1994.
Setelah itu, asuransi berbasis syariah mulai digarap oleh beberapa perusahaan dengan pendirian divisi syariah. Dengan terus berkembangnya produk-produk berbasis syariah, maka kami melihat pentingnya untuk memperkenalkan secara khusus produk asuransi syariah.
Sebelum masuk prinsip-prinsip dan mekanisme produk tersebut, banyak kalangan muslim yang beranggapan bahwa berasuransi adalah haram. Apakah benar? Ikut pembahasannya dibawah ini.

Asuransi Tidak Islami?Sebagian kalangan Islam beranggapan bahwa asuransi sama dengan menentang qodlo dan qadar atau bertentangan dengan takdir. Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak. Hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr: 18, yang artinya "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan". Jelas sekali dalam ayat ini kita dipertintahkan untuk merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk masa depan.
Dalam Al Qur'an, surat Yusuf :43-49, Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapai kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan raja Mesir tetang mimpinya kepada Nabi Yusuf. Di mana raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah.
Nabi Yusuf dalam hal ini menjawab supaya kamu bertanam tujuh tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapi masa sulit tersebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.
Sangat jelas dalam ayat ini kita dianjurkan untuk berusaha menjaga kelangsungan kehidupan dengan meproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk. Dan sangat jelas ayat diatas menyatakan bahwa berasurnasi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah menganjurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sisitem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi.
Jadi, jika sistem proteksi atau asuransi dibenarkan, pertanyaan selanjutnya adalah: apakah asuransi yang kita kenal sekarang (asuransi konvensional) telah memenuhi syarat-syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam mekanisme asuransi konvensional terutama asuransi jiwa, paling tidak ada tiga hal yang masih diharamkan oleh para ulama, yaitu: adanya unsur gharar (ketidakjelasan dana), unsur maisir (judi/ gambling) dan riba (bunga). Ketiga hal ini akan dijelaskan dalam penjelasaan rinci mengenai perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah.

Asuransi Konvensional dan SyariahAsuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional mempunyai tujuan sama yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah cara pengelolaannya pengelolaan risiko asuransi konvensional berupa transfer risiko dari para peserta kepada perusahaan asuransi (risk transfer) sedangkan asuransi jiwa syariah menganut azas tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi jiwa (risk sharing).
Selain perbedaan cara pengelolaan risiko, ada perbedaan cara mengelola unsur tabungan produk asuransi. Pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah menganut investasi syariah dan terbebas dari unsur ribawi.
Secara rinci perbedaan antara asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional dapat dilihat pada uraian berikut :

Kontrak atau Akad Kejelasan kontrak atau akad dalam praktik muamalah menjadi prinsip karena akan menentukan sah atau tidaknya secara syariah. Demikian pula dengan kontrak antara peserta dengan perusahaan asuransi. Asuransi konvensional menerapkan kontrak yang dalam syariah disebut kontrak jual beli (tabaduli).
Dalam kontrak ini harus memenuhi syarat-syarat kontrak jual-beli. Ketidakjelasan persoalan besarnya premi yang harus dibayarkan karena bergantung terhadap usia peserta yang mana hanya Allah yang tau kapan kita meninggal mengakibatkan asuransi konvensional mengandung apa yang disebut gharar -ketidakjelasaan pada kontrak sehingga mengakibatkan akad pertukaran harta benda dalam asuransi konvensional dalam praktiknya cacat secara hukum. Sehingga dalam asuransi jiwa syariah kontrak yang digunakan bukan kontrak jual beli melainkan kontrak tolong menolong (takafuli). Jadi asuransi jiwa syariah menggunakan apa yang disebut sebagai kontrak tabarru yang dapat diartikan sebagai derma atau sumbangan. Kontrak ini adalah alternatif uang sah dan dibenarkan dalam melepaskan diri dari praktik yang diharamkan pada asuransi konvensional.
Tujuan dari dana tabarru' ini adalah memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu satu dengan yang lain sesama peserta asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah. Oleh karenanya dana tabarru' disimpan dalam satu rekening khsusus, dimana bila terjadi risiko, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru' yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong.

Kontrak Al-MudharabahPenjelasan di atas, mengenai kontrak tabarru' merupakan hibah yang dialokasikan bila terjadi musibah. Sedangkan unsur di dalam asuransi jiwa bisa juga berupa tabungan. Dalam asuransi jiwa syariah, tabungan atau investasi harus memenuhi syariah.
Dalam hal ini, pola investasi bagi hasil adalah cirinya dimana perusahaan asuransi hanyalah pengelola dana yang terkumpul dari para peserta. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100 persen) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Kontrak bagi hasil disepakati di depan sehingga bila terjadi keuntungan maka pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut. Misalkan kontrak bagi hasilnya adalah 60:40, di mana peserta mendapatkan 60 persen dari keuntungan sedang perusahaan asuransi mendapat 40 persen dari keuntungan.
Dalam kaitannya dengan investasi, yang merupakan salah satu unsur dalam premi asuransi, harus memenuhi syariah Islam di mana tidak mengenal apa yang biasa disebut riba. Semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan mekanisme bunga.
Dengan demikian asuransi konvensional susah untuk menghindari riba. Sedangkan asuransi syariah dalam berinvestasi harus menyimpan dananya ke berbagai investasi berdasarkan syariah Islam dengan sistem al-mudharabah.

Dana HangusPada asuransi konvensional dikenal dana hangus, di mana peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu pula dengan asuransi jiwa konvensional non-saving (tidak mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika habis msa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi keuntungan perusahaan asuransi.
Dalam konsep asuransi syariah, mekanismenya tidak mengenal dana hangus. Peserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal ingin mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah dibayarkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil saja yang sudah diniatkan untuk dana tabarru' yang tidak dapat diambil.
Begitu pula dengan asuransi syariah umum, jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka pihak perusahaan mengembalikan sebagian dari premi tersebut dengan pola bagi hasil, misalkan 60:40 atau 70:30 sesuai dengan kesepakatan kontrak di muka. Dalam hal ini maka sangat mungkin premi yang dibayarkan di awal tahun dapat diambil kembali dan jumlahnya sangat bergantung dengan tingkat investasi pada tahun tersebut.

Manfaat Asuransi SyariahAsuransi syariah dapat menjadi alterntif pilihan proteksi bagi pemeluk agama Islam yang menginginkan produk yang sesuai dengan hukum Islam. Produk ini juga bisa menjadi pilihan bagi pemeluk agama lain yang memandang konsep syariah adil bagi mereka. Syariah adalah sebuah prinsip atau sistem yang bersifat universal di mana dapat dimanfaatkan oleh siapapun juga yang berminat.
Demikianlah sekilas ulasan mengenai asuransi syariah. Semoga ulasan ini menambah wawasan dan pengetahuan anda.   HIJRAH DARI YANG KONVENSIONAL MENUJU SYARIAH ???  ITU HARUS !!!  JIKA KITA MENGAKU ISLAM .....  SUDAH SYARIAHKAH KITA ???

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL
Nomor FatwaTentang
53/DSN-MUI/III/2006Tabarru' Pada Asuransi Syari'ah
52/DSN-MUI/III/2006Wakalah bil 'Ujrah
51/DSN-MUI/III/2006Mudharabah Musytarakah Asuransi
50/DSN-MUI/III/2006Mudharabah Musytarakah
21/DSN-MUI/X/2001Pedoman Umum Asuransi Syari'ah
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
Nomor KMKTentang
426/KMK.06/2003Perizinan Usaha & Kelembagaan Perusahaan Asuransi & Perusahaan Asuransi
424/KMK.06/2003Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi & Perusahaan Reasuransi
KEPUTUSAN DIRJEN LEMBAGA KEUANGAN
Nomor KeputusanTentang
Kep.4499/LK/2000Jenis, Penilaian & Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi & Perusahaan Reasuransi Dengan Sistem Syariah

6 PERTANYAAN YANG PENUH HIKMAH

Assalaamu'alaykum Wr. Wb.     Renungkanlah pertanyaan berikut ini;

1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?

Jawabannya:
------------------------------------------------------------
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya....

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab \"orang tua,guru,kawan,dan sahabatnya\".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa
pasti akan mati (Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab \"negara Cina, bulan, matahari dan
bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka
berikan itu adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan
hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran
Agama.

Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab \"gunung, bumi dan matahari\".
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Al
A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu
membawa kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab \"besi dan gajah\". Semua jawaban adalah benar,
kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Al
Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu
ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di
dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,
sehingga banyak
dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?\"... Ada yang menjawab
\"kapas, angin, debu dan daun-daunan\".
Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia
ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan,kita meninggalkan
sholat; gara-gara bermesyuarat,kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah,
\"Apakah yang paling tajam di dunia ini?
\"... Murid-muridnya menjawab dengan serentak,\"pedang\".
Benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai
perasaan saudaranya sendiri dan juga orang lain. 
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.