Jika kita merunut
sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat
menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi
pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri
adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia,
dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional.
Dan kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya :
The
UN’s WHO was established by the Rockefeller family’s foundation in
1948 the year after the same Rockefeller cohort established the CIA.
Two years later the Rockefeller Foundation established the U.S.
Government’s National Science Foundation, the National Institute of
Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service (PHS).
~ Dr. Leonard Horowitz dalam “WHO Issues H1N1 Swine Flu Propaganda”
Dilihat
dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita
menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca :
konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak
seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.
Apa Kata Para Ilmuwan Tentang Vaksinasi?
* “Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”
~ Dr. James R. Shannon, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika
* “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University
*
“Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar
mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak
seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi
sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris
* “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional
*
“Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada
tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan
menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962
*
“Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu
(Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus
autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional
*
“Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan
orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif,
kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis
reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang
tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia
saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika
*
“Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam
tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan
kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada
vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan
semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan
Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan
memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
~ Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth”
Dan masih banyak lagi pendapat ilmuwan yang lainnya.
Dan
ternyata faktanya di Jerman para praktisi medis, mulai dokter hingga
perawat, menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan
dalam “Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981)
yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in
Suspectible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam
artikel itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi
campak terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi
pada para pakar obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para
pakar pediatrik. Kurang lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak
pediatrik menolak suntikan vaksin rubella.
Lalu mengapa bisa hal itu terjadi? Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi?
Menurut
penelitian saya tentang imunisasi yang telah saya lakukan sejak
beberapa tahun lalu. Saya berusaha mengaitkannya dengan metode ilmu
genetik dalam Islam yang sedikit telah saya pahami.
Vaksin yang
telah diproduksi dan dikirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini
(terutama negara muslim, negara dunia ketiga, dan negara berkembang),
adalah sebuah proyek untuk mengacaukan sifat dan watak generasi
penerus di negara-negara tersebut.
Vaksin tersebut dibiakkan di
dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal
muasalnya. Kita tau bahwa vaksin didapat dari darah sang penderita
penyakit yang telah berhasil melawan penyakit tersebut. Itu artinya
dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang inang dari tempat virus
dibiakkan tersebut.
Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA
adalah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita
yang akan kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan sejarah penyakitnya.
Lalu
apa jadinya apabila DNA orang yang tidak kita tau asal usul dan
wataknya bila tercampur dengan bayi yang masih suci? Tentunya bayi
tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang vaksin tersebut.
Pernahkan
anda terpikir apabila sang inang vaksin tersebut dipilih dari
orang-orang yang terbuang, kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminum
alkohol, dan sebagainya?
Dari banyak sumber yang saya dengar
selama ini, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana
untuk menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu
disengaja?
Zat-zat kimia berbahaya dalam vaksin.
Vaksin
mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi
dan meningkatkan performa vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan
aluminium, yang dapat membawa efek jangka panjang seperti
keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan,
dll. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari antara
200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika.
Babi dalam Vaksin.
Penggunaan
asam amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru.
Bahkan kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena
babi memang diharamkan, seperti tertuang dalam Qur’an ayat berikut :
“Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
Bahkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) juga disebutkan :
“Jangan
makan babi. Binatang itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia
tidak memamah biak. Dagingnya tidak boleh dimakan dan bangkainya pun
tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”
Imamat 11 : 7-8
Lalu mengapa Allah mengharamkan Babi?
1. Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi.
Asam
amino adalah salah satu penyusun protein pada makhluk hidup. Jika
kita melihat insulin pada manusia dan babi, maka hanya akan terpaut
satu daripada babi. Berikut penjelasannya :
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda
Para
produsen vaksin mengatakan bahwa jika menggunakan asam amino babi,
maka mereka tidak memerlukan banyak proses penelitian lagi karena
hanya terpaut satu asam amino. Berbeda dengan sapi yang terpaut 3 asam
amino.
“Secara chemisty, DNA manusia dan babi hanya beda 3
persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ penyusun tubuh
babi akan semakin mirip dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan ITB
Tapi
sayangnya mereka lupa jika asam aminonya hampir identik berarti sama
saja kita memakan daging manusia (kanibal), dan telah jelas bahwa
kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik yang tidak bisa
disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.
Di China,
terdapat sebuah desa yang gemar memakan daging manusia yang melintas
di desanya, yang kemudian digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka
mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan rasa daging babi.
2. Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.
Seorang
Imam Muslim bersama kawannya orang barat pernah melakuak test kepada 3
ekor babi dan 3 ekor ayam, masing masing adalah 2 jantan dan 1
betina. Dan hasilnya adalah :
Ketika 2 ekor ayam jantan dan 1 ayam
betina dilepas, maka 2 ayam jantan tersebut bertarung hingga satu
tewas/kalah untuk merebutkan betina. Namun apa yang terjadi ketika 2
ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina dilepas ? ternyata babi jantan
yang satu membantu yang lain untuk melaksanakan hajat seksualnya pada
si betina.
Dan sang Imam berkata, “Inilah ! Daging babi itu
membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini terjadi
pada kaum kalian.”
Beberapa penelitian di barat juga banyak yang
menyatakan bahwa memakan babi dapat mempengaruhi watak, resiko
perselingkuhan, dan hasrat seksual yang melebihi ambang batas
kewajaran sebagai manusia.
3. Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas.
Babi
memiliki berbagai reseptor dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus
jinak yang masuk ke dalam tubuh babi kemudian keluar dalam keadaan
ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal para ilmuwan adalah
reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza manusia dan 2,3
sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus yang
terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi
ganas. Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis
virus yang memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing
menjadi satu virus ganas yang memiliki 2 sifat.
4. Banyaknya penyakit dalam tubuh Babi
Kita
sudah mengetahui sejak Sekolah Dasar dahulu bahwa babi mengandung
cacing pita yang sangat berbahaya. Cacing pita bahkan dapat mengganggu
sistem syaraf dan dapat masuk hingga otak manusia. Selain cacing pita
masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi melalui
bakteri, karena kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan
kotorannya sendiri.
5. Sifat aneh babi lainnya.
“Babi
mempunyai sifat kembar antara binatang buas dan binatang jinak.
Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan
suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang menyerupai binatang jinak
ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan lainnya.
Babi
memiliki syahwat yang amat kuat, hingga pada saat ia kawin
(bersetubuh), pejantan bertengger di atas betinanya yang berjalan
bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina demikian kasar
hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu atau
menewaskan kedua-duanya.
Satu kali mengandung, babi betina dapat
melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah
berumur 8 bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah
mencapai umur 6 bulan. Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4
bulan, betinanya mulai bunting setelah dikawini dan akan melahirkan
setelah bunting selama enam atau tujuh bulan. Babi betina yang telah
mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis binatang ini adalah
yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan merupakan binatang
jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya (kawin).
Yang
mengherankan, jika sebelah matanya dicungkil ia segera mati. Babi
memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu kulitnya tidak dapat dikelupas
kecuali jika dipotong lebih dulu daging yang berada di bawahnya.”
~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra
Bencana akibat vaksin yang tidak pernah dipublikasikan.
*
Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan
dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA.
Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari
berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian
biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
* Pada 1986
ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak
yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis
juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun
telah dilakukan vaksinasi universal.
* Jerman mewajibkan vaksinasi
tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana
pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus
dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
* Penularan polio dalam skala
besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal
itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk
penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah
Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk
menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
*
Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia
Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang
hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin
tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah
di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
*
Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh
anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya
anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan
meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO
kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
*
Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan
Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan
penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus
HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas
homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui
vaksin cacar.
* Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy
G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin
cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk
tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal
diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan
serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai
mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
* Kenyataannya vaksin
untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan
indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart
Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang
memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara
signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan
secara massal di kalangan anak-anak.
* Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
*
Anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi
membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam
imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR,
Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak
Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat,
diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
* Vaksin cacar dipercayai
bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat
vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun.
Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774
kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya
program vaksin.
* Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang yang
menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun
1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah
divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar
terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880
kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar
tidak berhasil.
* Dan masih banyak lagi.
Mengapa vaksin gagal melindungi terhadap penyakit?
Walene
James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth,
mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan
kekebalan nyata.
Sebelum introduksi vaksin cacar dan gondok, kasus
cacar dan gondok yang menimpa anak-anak adalah kasus tidak berbahaya.
Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan respon
inflamatory terhadap virus yang diinjeksi.
SIDS (Sudden Infant
Death Syndrome) naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi 12.8 per
1000 pada 1992 di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian SIDS
adalah umur 2 – 4 bulan, waktu di mana vaksin mulai diberikan kepada
bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6 bulan pertama bayi. Persentase kasus
SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9 per 1000 dari 1953
sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada saat hampir
semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan
kemajuan medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan menjadi 36 per anak.
Dr.
W. Torch berhasil mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak
yang terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga
melaporkan 11 kasus kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam
paska injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70 kasus kematian SIDS, 2/3
korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3
minggu sebelumnya.
Tidak ada satu kematian pun yang dihubungkan
dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada
pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di media utama karena
mereka begitu menguntungkan bagi perusahaan farmasi.
Ada alasan
yang valid untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam
mencegah penyakit, tetapi mereka juga kontraproduktif karena melukai
sistem kekebalan yang meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan
tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian.
Lalu adakah imunisasi yang benar menurut Islam?
Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajarkan dan merekomendasikannya.
Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr
Dari
Asma’ binti Abu Bakr bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah
ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9
bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun di Quba’ dan aku
melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah
ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam
meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi
wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah
ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya
melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau
men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya
dan mendoakan keberkahan kepadanya.
Dalam shahihain -Shahih
Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku
membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu
beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian
men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada
tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan
baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”
Ibu saya pernah
mengatakan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa.
Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut dipastikan
membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot bayi saat
lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya.
Pada
kasus bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan
zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah
kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat
badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas
30 mg/100 ml.
Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah.
Hal
ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi
menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan
terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang.
Terkadang
bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama,
seperti insomnia, lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran,
penglihatan, atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak segera
ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal
obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang
berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh
darah.
Mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam
bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang
sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula
yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya tahnik kepada bayi adalah
obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan
ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah
kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini
manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi.
Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.
Penutup
Imunisasi
yang selama ini digembar-gemborkan oleh Zionis dapat berdampak kepada
masalah yang sangat serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang
bertujuan untuk menjadikan ras lainnya berada di bawah kekuasaan
mereka dengan berbagai cara. Sudah cukup adik laki-laki saya yang
menjadi korban konspirasi imunisasi ini. Kini saatnya kita membuka
mata dan bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda
yang mereka lakukan.
Bahkan Allah telah menyuruh kita berhati-hati terdadap berita dari mereka :
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6
AYO !!! KEMBALI KE SUNNAH RASULULLAH
HINDARI IMUNISASI & VAKSINASI.....
TINGKATKAN KETAQWAAN.....
KARENA KETAQWAAN ADALAH KUNCI SEHAT & SELAMAT DUNIA AKHIRAT.
Sumber: sakinahonline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar