Jumat, 15 Juni 2012
SENYUMAN MENENTUKAN LANGKAHMU
Pandangan pertama, justru itulah yang menentukan langkahmu selanjutnya.
Kesan pertama yang positif akan menjadi nilai lebih yang menaikkan poin Anda. makanya ketika bertemu seseorang kita diperintahkan untuk tersenyum .
Tak hanya baik bagi kesehatan, senyum dalam ajaran Islam bernilai ibadah. Seulas senyuman yang disunggingkan kepada seseorang setara dengan nilai bersedekah. Jadi, sedekah itu tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah, karena Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum dengan siapa saja.
Tetapi juga bisa menjadi sangat sulit diberikan oleh seseorang karena ketidakseimbangan fisik maupun mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Senyuman itu dapat menggambarkan suasana hati seseorang. Jadi ada senyuman manis ada juga yang pahit.
jadi senyuman tak sebatas di bibir, tapi juga melambangkan luas atau lapangnya dada seseorang. Orang yang hatinya sempit sangat sulit untuk sekadar memberi senyum. Demikian pula dengan orang yang berhati keras. Senyum menjadi begitu mahal.
Dari sebuah senyum, tersimpul ikatan persahabatan atau jalinan bisnis. Tak heran bila dunia bisnis manajemen mengajarkan senyuman yang memikat orang lain. Baru sekadar senyuman orang merasa lebih dihargai dan terlayani. “Sungguh luar biasa ajaran Islam yang meletakkan dasar akhlakul karimah,
Senyum memberikan rasa nyaman kepada orang lain.
Demikian dalam makna sebuah senyuman hingga Rasulullah pernah memotivasi para sahabatnya tentang makna senyuman itu.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan, “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain,”.
Dari pandangan pertama dilanjutkan dengan senyum dan keluarlah kata-kata sapaan. Kata-kata memang mempengaruhi lingkunganmu, contohnya, para ahli etika pergaulan mengajarkan, jangan membicarakan usia dan warna kulit pada seorang wanita dalam pertemuan pertama. Karena hal ini sangat sensitif. Jangan pula menyapa seorang lelaki dengan, “Kok agak kurusan, lemas abis sakit ya?” karena hal ini akan menyebalkan lawan bicaramu.
ketika kau berkata positif maka energi positif akan mengalir di sekitarmu. Begitupun sebaliknya. Maka, jangan buang energimu untuk mengeluarkan kata-kata negatif. Jangan buang energimu dengan mendengarkan kata yang justru malah menguras energimu. Katakan yang baik atau diam. Dengarkan yang baik atau tinggalkan. Energimu terlalu berharga jika hanya akan dihabiskan dengan mengeluh, kesah, dan bersedih.
Maka ketika bertemu seseorang pancarkanlah pandangan yang menyejukan, senyum yang tulus dan ucapkanlah satu kata positif: Alhamdulillah
MAKNA CINTA ADALAH MEMBERI
“Menurut kamu apa arti cinta?”
Lalu sang kekasih menjawab, “Kasih sayang!”
“O, itu sinonim.”
“Jadi apa dong?”
“Cinta itu memberi.”
“Ya benar, kalau namanya cinta, harus berkorban,” si kekasih membenarkan.
Tak bisa satu memberi dan satu lagi memanfaatkan. Dengan kata lain, masing-masing sadar akan hak dan kewajibannya. Bila sudah tidak sadar akan hak dan kewajibannya, maka tak ada lagi cinta.
Dalam kamus bahasa inggris, “to take” berarti mengambil. Sedangkan “to give” berarti memberi. Jadi “take and give” ini berarti mengambil dan memberi.
Konsep “take and give” ini berkonotasi mengambil dulu baru memberi. Seperti ini, kita tidak akan memberikan apapun jika kita belum mendapatkan sesuatu. Konsep Barat ini mengajarkan tidak akan membantu orang jika orang itu tidak mendatangkan keuntungan apapun. Memberi dengan melihat-lihat dulu, menguntungkan atau tidak.
Take and Give, menihilkan ikhlas. Mau shalat asalkan…. Mau infaq asalkan …. Mau apa pun asal ada yang di dapat lebih besar dari yang dia beri. Tapi, konsep itu sudah terlanjur menyebar. Padahal ada yang istilah lain yang lebih mendidik, konsep itu adalah “Give and Receive” (memberi dan menerima).
Kaitannya dengan hukum sebab akibat (law of attraction), sangat relevan. Jika “Give” adalah sebab maka “Receive” adalah sebuah akibat. If you want to “receive” than you must to “give” first! Artinya sama persis “jika ingin mendapatkan hak-hakmu maka tunaikan dulu kewajibanmu”.
Jika ingin pintar ya belajar. Ingin uang ya usaha. Ingin dihargai, ya peduli sama orang lain. Ingin anak yang shalih dan shalihah, si Ortu harus memberi teladan. Ingin disayang istri, harus memberikan cinta dan kasih sayang tulus pada istri.
Selalu dan selalu, setiap Anda berbuat akan ada akibatnya. Balasan itu tak selalu berupa fisik. Bisa kasih sayang, sikap respect atau simpati. Semua balasan itu membuat Anda bahagia. Lalu apa jaminannya jika sudah memberi pasti akan menerima?
“Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima pahalanya, dan barang siapa melakukan keburukan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima balasannya” (QS.Az-Zalzalah:7-8).
Subhanallah...... sungguh indah ISLAM sebagai bimbingan menjalani kehidupan.
TAFAKUR MAJALAH SABILI
Langganan:
Postingan (Atom)