Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan.. (QS. al-Furqân: 63)
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena
mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia
menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia
sangat terhormat. Barang siapa yang menyombongkan diri maka Allah akan
menghinakannya.Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan
orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi
(HR. Al Baihaqi)
Inilah manusia Agung selalu berpihak dan sangat hormat kepada yang
tua, duka menjenguk orang yang sakit, dan Mengasihani orang miskin.
Beliau bantu orang-orang yang lemah. Tidak segan bercengkrama dan
bergurau dengan anak-anak, Beliaupun suka bermain-main dengan
keluarganya.
Beliau sudi berbincang dengan orang biasa yang terdapat di kalangan
umat serta rakyat jelata. Beliau bersedia duduk di atas tanah. Tidur di
atas pasir, bertilamkan tanah, dan beralaskan tikar kasar yang terbuat
daripada pelapah kurma.
Beliau merasa puas dengan ketentuan Tuhannya. Beliau tidak pernah
tamak terhadap kemasyhuran, kedudukan, atau jabatan yang menggiurkan
atau tujuan-tujuan yang bersifat duniawi.
Beliau selalu tersenyum bila berjumpa para shahabatnya. Bila
berjabatan tangan, beliau tidak hendak melepaskan sebelum sahabat itu
melepaskan tangannya
Sahabat Abdurrahman Ibn Shakr yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah
r.a. bercerita: Suatu ketika aku masuk pasar bersama Rasulullah SAW.
Rasulullah berhenti, membeli celana .
Mendengar suara Rasulullah SAW, si pedagang celanapun melompat
mencium tangan beliau. Rasulullah menarik tangan beliau sambil bersabda:
“ltu tindakan orang-orang asing terhadap raja mereka. Aku bukan raja,
Aku hanyalah laki-laki biasa seperti kamu.” Kemudian, beliau ambil
celana yang sudah beliau beli. Aku berniat akan membawakannya, tapi…
Beliau buru-buru bersabda: ”Pemilik barang lebih berhak membawa
barangnya.”
Dari ‘Umar bin al-Khaththab, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana
orang-orang Nashrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanya
hamba-Nya maka katakanlah (tentang aku) hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR.
Al-Bukhari:VI/478)
Dari Sahabat Anas bin Malik ra. berkata: “Dahulu ada budak kecil
perempuan dari penduduk Madinah meraih tangan Rasulullah saw, Lalu anak
kecil itu mengajak beliau pergi ke mana saja ia suka.” (HR.
Al-Bukhari:X/89, Fat-hul Baari, secara mu’alaq) dan (Muslim:XV/82-83,
Syarh Muslim, Imam an-Nawawi)
Dari al-Aswad (bin Yazid), dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada
‘Aisyah: “Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah saw di rumahnya?
‘Aisyah menjawab: Beliau biasa membantu pekerjaan keluarga, apabila
mendengar suara adzan, beliau segera keluar (untuk menunaikan) shalat.”
(HR. Al-Bukhari:II/162 Fat-hul Baari).
Manakala seseorang melihatnya gemetar karena karismanya, maka baginda
berkata: “Tenangkanlah dirimu, sebab saya adalah anak seorang perempuan
biasa yang memakan daging dendeng di Mekkah.”
Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam . Walaupun begitu, apabila mereka melihat
beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau, karena mereka
mengetahui bahwa beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara
seperti itu. (HR. Ahmad)
Rasulullah saw bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi. (HR. Muslim).
Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar a-Ghifffari r.a pernah
bercakap-cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah S.a.w.
Diantara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut
petikannya ;
Aku berkata kepada Nabi S.a.w, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.”
Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah,
karena ia adalah pokok segala urusan.” “Ya Rasulullah, tambahkanlah.”
pintaku.
“Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada
Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan
simpananmu dilangit.”
“Ya Rasulullah, tambahkanlah.” kataku.
“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”
“Lagi ya Rasulullah.”
“Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”
“Lagi ya Rasulullah.”
“Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”
“Tambahilah lagi.”
“Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”
“Tambahlah lagi untukku.”
“Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui
dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai
kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui
manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui).”
Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,”Wahai Abu
Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau
bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan
diri (dari keserakahan), tidaklah disebut interopeksi diri kalau
seseorang kurang baik akhlaqnya.”
Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada
salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan
mengamalkan wasiat beliau. Wallahu A`lam.
Ya Rasulullah, Salam alaika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar