Seorang da’i atau aktivis Islam dituntut kaya akan metode atau teknis dalam dakwah menyampaikan risalah Islam. Diantara metode dakwah yang efektif adalah dakwah fardiyah. Berikut ini metodologinya.
Tahapan Pertama
Melaksanakan silaturrahim dan perkenalan dengan obyek dakwah. Kita harus menunjukkan padanya sebagai orang yang mengenalnya, dan menaruh perhatian padanya. Kita mengunjungi rumahnya dan berusaha agar mad’u tertarik kepada kita, baik melalui tatakrama atau penampilan kita. Mad’u dalam hal ini jangan disuguhi pembicaraan tentang da’wah, tapi berbicaralah tentang keadaan keluarga atau pembicaraan lain yang dibutuhkan mad’u.
Tahapan Kedua
Setelah tahapan dilalui dan mad’u menunjukkan rasa senang dan tertarik kepada kita, maka kita bisa berbicara masalah keagamaan. Jadi tahapan ini membangun kembali keimanan. Tapi metodenya tidak dengan cara memberikan kajian keislaman tetapi kita memancing mad’u untuk berfikir religius dengan cara berbicara masalah umum tapi senantiasa kita kaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Tahapan Ketiga
Pada tahapan ini, kita sudah bisa ikut campur membantu menyelesaikan persoalan keagamaan mad’u, atau kita perkenalkan masalah keagamaan kepadanya. seperti kewajiban ibadah kepada Allah dalam setiap keadaan. Pada tahapan ini mad’u sudah kita bekali dengan buku-buku atau sewaktu-waktu kita ajak ke pengajian atau ceramah-ceramah umum. Pada tahapan ini mad’u jangan dibiarkan tanpa bimbingan kita dalam waktu yang lama.
Tahapan Keempat
Memberikan pengertian total dalam Islam. kita jelaskan bahwa ibadah dalam Islam itu meliputi seluruh aspek hidup manusia, tidak hanya terbatas ibadah semacam shalat, zakat, puasa, haji saja. kita pahamkan bahwa gerbang ibadah itu adalah niat, apapun pekerjaan kita bisa bernilai ibadah apabila diniatkan untuk Allah dan sesuai dengan syariat.
Tahapan Kelima
Pada tahapan ini kita menjelaskan tentang perlunya berjamaah atau hidup bersama didalam Islam. Kita jelaskan bahwa Muslim satu dengan yang lain itu bersaudara dan ibarat satu tubuh. manusia itu tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mad’u juga harus dipahamkan, bahwa setelah mad’u tahu tentang Islam, maka dia wajib menyampaikannya kepada orang lain. hal ini agar mad’u punya rasa tanggung jawab bersama tentang kemaslahatan umat Islam dan meninggikan kalimatullah di muka bumi. Kemudian kita jelaskan kondisi dan problema ummat islam saat ini. ummat Islam menjadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam. hal ini karena tidak adanya khilafah islamiyah yang menyatukan ummat islam.
Tahapan Keenam
Pada tahapan ini seorang da’i harus menjelaskan bahwa kewajiban membela Islam tidak bisa dilaksanakan secara fardiyah atau sekelompok kecil saja. oleh karena itu mad’u kita pahamkan tentang kewajiban iltizam (komitmen) kepada jama’ah guna merealisasikan citi-cita tegaknya kholifah fil ardhi.
Tahapan Ketujuh
Tahapan ini adalah tahapan yang sensitif dan penting. ia memerlukan hikmah dan kebijaksanaan yang tinggi. kita jelaskan ke mad’u bahwa persoalan jamaah adalah persoalan hidup dan mati. artinya kalau kita salah memilih jama’ah maka kita akan rugi dunia dan akhirat. maka kita harus menjelaskan kriteria jama’ah yang benar, yaitu jama’ah yang berjalan di atas jalan yang pernah ditempuh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. wallahu a’lam
sumber:Agenda dakwah oleh Abu I’dad
Tahapan Pertama
Melaksanakan silaturrahim dan perkenalan dengan obyek dakwah. Kita harus menunjukkan padanya sebagai orang yang mengenalnya, dan menaruh perhatian padanya. Kita mengunjungi rumahnya dan berusaha agar mad’u tertarik kepada kita, baik melalui tatakrama atau penampilan kita. Mad’u dalam hal ini jangan disuguhi pembicaraan tentang da’wah, tapi berbicaralah tentang keadaan keluarga atau pembicaraan lain yang dibutuhkan mad’u.
Tahapan Kedua
Setelah tahapan dilalui dan mad’u menunjukkan rasa senang dan tertarik kepada kita, maka kita bisa berbicara masalah keagamaan. Jadi tahapan ini membangun kembali keimanan. Tapi metodenya tidak dengan cara memberikan kajian keislaman tetapi kita memancing mad’u untuk berfikir religius dengan cara berbicara masalah umum tapi senantiasa kita kaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Tahapan Ketiga
Pada tahapan ini, kita sudah bisa ikut campur membantu menyelesaikan persoalan keagamaan mad’u, atau kita perkenalkan masalah keagamaan kepadanya. seperti kewajiban ibadah kepada Allah dalam setiap keadaan. Pada tahapan ini mad’u sudah kita bekali dengan buku-buku atau sewaktu-waktu kita ajak ke pengajian atau ceramah-ceramah umum. Pada tahapan ini mad’u jangan dibiarkan tanpa bimbingan kita dalam waktu yang lama.
Tahapan Keempat
Memberikan pengertian total dalam Islam. kita jelaskan bahwa ibadah dalam Islam itu meliputi seluruh aspek hidup manusia, tidak hanya terbatas ibadah semacam shalat, zakat, puasa, haji saja. kita pahamkan bahwa gerbang ibadah itu adalah niat, apapun pekerjaan kita bisa bernilai ibadah apabila diniatkan untuk Allah dan sesuai dengan syariat.
Tahapan Kelima
Pada tahapan ini kita menjelaskan tentang perlunya berjamaah atau hidup bersama didalam Islam. Kita jelaskan bahwa Muslim satu dengan yang lain itu bersaudara dan ibarat satu tubuh. manusia itu tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mad’u juga harus dipahamkan, bahwa setelah mad’u tahu tentang Islam, maka dia wajib menyampaikannya kepada orang lain. hal ini agar mad’u punya rasa tanggung jawab bersama tentang kemaslahatan umat Islam dan meninggikan kalimatullah di muka bumi. Kemudian kita jelaskan kondisi dan problema ummat islam saat ini. ummat Islam menjadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam. hal ini karena tidak adanya khilafah islamiyah yang menyatukan ummat islam.
Tahapan Keenam
Pada tahapan ini seorang da’i harus menjelaskan bahwa kewajiban membela Islam tidak bisa dilaksanakan secara fardiyah atau sekelompok kecil saja. oleh karena itu mad’u kita pahamkan tentang kewajiban iltizam (komitmen) kepada jama’ah guna merealisasikan citi-cita tegaknya kholifah fil ardhi.
Tahapan Ketujuh
Tahapan ini adalah tahapan yang sensitif dan penting. ia memerlukan hikmah dan kebijaksanaan yang tinggi. kita jelaskan ke mad’u bahwa persoalan jamaah adalah persoalan hidup dan mati. artinya kalau kita salah memilih jama’ah maka kita akan rugi dunia dan akhirat. maka kita harus menjelaskan kriteria jama’ah yang benar, yaitu jama’ah yang berjalan di atas jalan yang pernah ditempuh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. wallahu a’lam
sumber:Agenda dakwah oleh Abu I’dad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar